Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak atau Menteri PPPA Arifatul Choiri Fauzi meminta kepada orang tua untuk meninggalkan gawai minimal selama satu jam dalam sehari untuk berinteraksi dengan anak. Arifatul menuturkan langkah itu perlu dilakukan untuk meningkatkan keterikatan dan kehangatan antara orang tua dan anak di dalam keluarga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Dengarkan dan hargai pendapat anak. Perbanyaklah diskusi dengan mereka," kata Arifatul saat acara Deklarasi Bersama Gerakan Ramadan Ramah Anak di Kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Rabu, 5 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Acara ini juga dihadiri oleh Wakil Kepala Staf Kepresidenan Muhammad Qodari, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno. Ada juga Menteri Agama Nasaruddin Umar, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti, dan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji.
Menurut Arifah, sapaan akrab Arifatul, interaksi yang intens antara orang tua dan anak tidak hanya menjadi kenangan berharga bagi anak, tetapi juga berperan dalam menjaga kesehatan mental mereka. Selain itu, interaksi dapat meningkatkan kemampuan anak untuk beradaptasi dengan berbagai situasi.
Deklarasi ini berangkat dari gagasan untuk menekan angka kekerasan yang dialami perempuan, anak, maupun kekerasan yang dilakukan oleh anak. Menurut Arifah, dua faktor utama penyebab kekerasan tersebut adalah pola asuh dalam keluarga dan penggunaan gawai yang belum bijaksana.
"Kami memanfaatkan momen yang sangat berharga ini, di bulan Ramadan. Bagaimana kita memulai dari keluarga masing-masing, para orang tua untuk introspeksi, melihat apakah pola asuh terhadap anak-anaknya sudah semakin baik," ujar dia.
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji menjelaskan pemerintah mencatat ada 86 juta keluarga di Indonesia. Wihaji menuturkan salah satu permasalahan yang dihadapi anak dalam keluarganya adalah kurangnya perhatian dari orang tua. Sejalan dengan Arifah, Wihaji menyoroti banyak orang tua jarang berkomunikasi atau berbincang dengan anak-anak mereka.
"Ini sederhana, tapi kalau ini dibiarkan terus, maka jangan salahkan anak kalau mereka lebih banyak berbicara dengan handphone daripada dengan orang tua," ujar dia.
Pilihan Editor: Menurunnya Indeks Demokrasi di Tengah Politik Dinasti