Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Nasib Kampung Tambaklorok Semarang yang Berbulan-bulan Terendam Rob

Muhlasin mengungkapkan, rob di kampungnya diperparah pembangunan pintu air di setiap muara sungai di Kota Semarang.

21 Juni 2022 | 22.20 WIB

Sejumlah warga berdoa saat berziarah di makam kerabatnya di TPU yang terdampak abrasi di Tambaklorok, Semarang, 16 Mei 2018. Warga antusias menjalankan tradisi Nyadran atau ziarah kubur menjelang Ramadan. ANTARA/Aditya Pradana Putra
Perbesar
Sejumlah warga berdoa saat berziarah di makam kerabatnya di TPU yang terdampak abrasi di Tambaklorok, Semarang, 16 Mei 2018. Warga antusias menjalankan tradisi Nyadran atau ziarah kubur menjelang Ramadan. ANTARA/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Semarang - Pasang surut air rob terus menggenangi permukiman Kampung Tambaklorok Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang Utara Kota Semarang. Hampir saban hari air luapan dari laut tersebut menerjang kampung nelayan itu.

Hari ini, Selasa, 21 Juni 2022, air mulai memasuki wilayah Kampung Tambaklorok pukul 09.00 WIB. Air terus meninggi menggenangi jalan-jalan perkampungan. Pukul 14.00 air di jalan setinggi 40 sentimeter. Rob juga masuk ke rumah warga dengan ketinggian bervariasi mulai 10 sampai 20 sentimeter.
 
Sejumlah warga lantas menyelamatkan barang mereka dari rendaman rob. Mereka mengevakuasi kendaraan roda dua ke tempat yang lebih tinggi. Sementara anak-anak justru memanfaatkan banjir rob untuk bermain. Mereka berenang di jalanan kampung yang seolah berubah jadi sungai.
 
Warga menyebut, kondisi itu hampir mereka alami setiap hari. Sejak tiga bulan terakhir air rob rutin menyambangi pemukiman mereka. "Sejak sebelum puasa hampir setiap hari rob. Sampai sekarang," kata salah satu warga, Muhlasin.
 
Dia menyebut, kondisi menahun itu membuat warga Tambaklorok terbiasa dengan banjir rob. "Rob datang kadang pagi, siang, sore, atau malam. Terus balik pagi lagi," kata lelaki berusia 57 tahun tersebut. 
 
Muhlasin mengungkapkan, rob di kampungnya diperparah pembangunan pintu air di setiap muara sungai di Kota Semarang. Sehingga ketika air laut pasang air tak bisa mengalir ke sungai tapi menerjang pemukiman di pesisir Ibu Kota Jawa Tengah tersebut.
 
Dia juga ragu, pembangunan Tol Semarang - Demak yang rencananya akan difungsikan sebagai tanggul laut bakal melindungi Tambaklorok dari rob. "Kalau tol itu dijadikan tanggul, sini akan tambah parah," ujar dia.
 
Abdur Rokah, warga Tambaklorok lain, menyebutkan, banjir rob di tempat tinggalnya diperparah reklamasi di pesisir Kota Semarang. "Dulu tambak sebagai penyerap air rob, sekarang tidak bisa. Tambak sudah diurug semua," ungkapnya.
 
Rob semakin parah di Tambaklorok dirasakan warga, kata Abdur, setelah ada jalur arteri tak jauh dari pesisir Kota Semarang. Kini meski berulang kali ditinggikan air rob masih menggenangi Jalan Yos Soedarso tersebut.
 
JAMAL A. NASHR
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Juli Hantoro

Juli Hantoro

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus