Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

Pembunuhan Ismail Haniyeh, Muhammadiyah: Masyarakat Dunia Harus Bersatu Hadapi Penjajahan

Ismail Haniyeh yang selhama sisa hidupnya tinggal di Qatar, telah menjadi wajah diplomasi internasional Hamas di tengah serangan Israel di Jalur Gaza.

1 Agustus 2024 | 09.23 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan duka cita atas gugurnya Pemimpin Senior Hamas, Ismail Haniyeh. Ia dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel saat sedang melakukan kunjungan resmi di Teheran, Iran.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Haniyeh yang selama sisa hidupnya tinggal di Qatar, telah menjadi wajah diplomasi internasional Hamas di tengah serangan Israel di Jalur Gaza yang masih berlangsung sejak 7 Oktober 2023 menurut Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Kematian Haniyeh sebagai salah satu negosiator Hamas dikhawatirkan akan menghambat peluang kesepakatan gencatan senjata dengan Israel di Gaza.

Meski Haniyeh berpulang, Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni meyakini akan lahir pemimpin-pemimpin baru yang melanjutkan perjuangan Ismail Haniyeh untuk kemerdekaan dan kedaulatan Negara Palestina. “Kami menghargai langkah-langkah yang telah diambil dalam kerangka mencapai kesepakatan antara Fatah dan Hamas untuk memperkuat perjuangan menghapuskan penjajahan, pendudukan, dan kedamaian di muka bumi, khususnya di Timur Tengah,” kata dia dalam keterangannya, Rabu, 31 Juli 2024.

Karena itu, Syafiq mengatakan Muhammadiyah mengharap proses menuju perdamaian dan keadilan dilanjutkan oleh pejuang-pejuang yang menggantikannya. "Masyarakat dunia harus bersatu menghadapi segala bentuk penjajahan, pendudukan, dan kekejaman oleh Israel atas rakyat Palestina,” kata Syafiq.

Senada, Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas pun meminta masyarakat internasional untuk mengutuk Israel atas pembunuhan yang mereka lakukan terhadap Haniyeh. "Muhammadiyah mengimbau masyarakat dunia yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai perikemanusiaan dan perikeadilan untuk secara bersama-sama mengutuk tindakan biadab dan tidak manusiawi dari israel tersebut," kata dia.

Menurut Anwar, pembunuhan terhadap Haniyeh dilakukan Israel untuk menghancurkan semua hal yang akan menghalangi rencananya untuk menguasai seluruh wilayah Palestina. Untuk menyukseskan rencananya, rezim zionis tersebut tidak segan-segan melakukan genosida dan pembersihan etnis serta membunuh orang-orang yang tidak mereka sukai.

Muhammadiyah pun berharap peristiwa pembunuhan Ismail Haniyeh akan semakin menyadarkan masyarakat dunia atas kejahatan yang dilakukan rezim teroris Israel yang telah melakukan aksi kekerasan dan ketakutan di mana-mana.

Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri telah mengeluarkan pernyataan
mengecam pembunuhan Haniyeh. Indonesia menggambarkan pembunuhan tersebut sebagai “tindakan provokatif” yang dapat meningkatkan eskalasi konflik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Indonesia kecam pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh, Kepala Biro Politik HAMAS di Tehran, Iran pada 31 Juli 2024," demikian bunyi pernyataan Kemenlu di media sosial X, Rabu.

Kemlu mengatakan, “Tindakan tersebut merupakan tindakan provokatif yang dapat tingkatkan eskalasi konflik di kawasan dan merusak proses negosiasi yang terus diupayakan.”

ANTARA | NABIILA AZZAHRA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus