Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pengamat Militer Bicara Dampak Perang Rusia - Ukraina ke Alutsista TNI

TNI dapat menerapkan manajemen logistik terhadap alutsista yang dikerjasamakan dengan negara-negara yang terkait dengan konflik tersebut.

4 Maret 2022 | 17.50 WIB

Pesawat tempur Sukhoi SU-27/30 "Bajra Flight"  melakukan manuver di kawasan monas saat Upacara Peringatan HUT TNI ke-76 di Istana. Merdeka, Jakarta, Selasa 5 Oktober 2021. Perayaan HUT TNI ke-76 mengusung tema Bersatu, Berjuang Kita Pasti Menang.  ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
material-symbols:fullscreenPerbesar
Pesawat tempur Sukhoi SU-27/30 "Bajra Flight" melakukan manuver di kawasan monas saat Upacara Peringatan HUT TNI ke-76 di Istana. Merdeka, Jakarta, Selasa 5 Oktober 2021. Perayaan HUT TNI ke-76 mengusung tema Bersatu, Berjuang Kita Pasti Menang. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, mengungkapkan, perang Rusia-Ukraina dalam jangka pendek tidak akan memengaruhi alat utama sistem persenjataan atau alutsista TNI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sebab, kata Khairul, TNI dapat menerapkan manajemen logistik terhadap alutsista yang dikerjasamakan dengan negara-negara yang terkait dengan konflik tersebut. Sehingga masih ada ruang bagi TNI untuk mengelola operasional dan perawatan alutsista.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

"Saya kira memang belum akan terdampak dalam jangka pendek. Manajemen logistik yang baik bisa menunda dampak langsung dan memberi kesempatan pada TNI untuk mencari solusi jika konflik berlarut," kata dia saat dihubungi, Jumat, 4 Maret 2022.

Namun, dia mengingatkan, jika konflik ini terjadi dalam jangka waktu yang panjang dan melibatkan negara-negara yang memiliki kerja sama pertahanan dengan Indonesia, maka perolehan suku cadang untuk perawatan alutsistanya akan menjadi sulit.

"Dalam hal pemeliharaan Sukhoi, misalnya, dampak konflik bisa diminimalisir jika Belarus tidak terlibat atau tidak terkena imbas sanksi Barat. Indonesia memiliki kerjasama pertahanan dengan negara itu yang antara lain terkait MRO (Maintenance, Repair, and Operating Supplies) Sukhoi," tegas Khairul.

Karena itu, dia menekankan, TNI harus mempersiapkan kemungkinan terburuk, termasuk jika harus meminimalkan misi dan peran alutsista seperti Sukhoi Su 27/30 Skuadron 11 dalam operasi udara TNI. Pengurangan itu berpotensi diiringi peningkatan beban operasi skuadron-skuadron tempur lainnya.

"Nah, ini harus diantisipasi secara hati-hati dan cermat. Usia sebagian pesawat-pesawat tempur kita sudah cukup tua. Ada juga yang kondisinya kurang prima. Jangan sampai penyesuaian beban kerja kemudian meningkatkan risiko kefatalan baik bagi prajurit maupun alutsista itu sendiri," ungkapnya.

Demi mengantisipasi kemungkinan terburuk ini, ujar Khairul, Indonesia perlu berperan lebih aktif lagi dalam mengakhiri konflik atau peperangan itu. Indonesia tidak bisa terus berdiam diri menunggu hingga konflik ini bisa selesai begitu saja.

"Cara Barat menyikapi konflik dengan menjatuhkan sanksi keras pada Rusia, cepat atau lambat akan mengakibatkan perluasan konflik dan dampaknya. Kita tidak bisa duduk diam saja sembari menunggu dampak konflik menghampiri dan menambah masalah di dalam negeri," tegas dia.

Sebelumnya, Kepala Staf Angkatan Udara (KASAU) Marsekal Fadjar Prasetyo memastikan suku cadang peralatan keamanan dan pertahanan udara Indonesia, seperti jet tempur Sukhoi, tak terganggu akibat perang Rusia - Ukraina. Dia menyatakan mereka telah memiliki suku cadang sebelum perang meletus.

Fadjar menyatakan beberapa peralatan tempur yang dimiliki Indonesia dari Rusia dibeli dalam skema kerja sama jangka panjang. Hal itu membuat TNI AU sudah memiliki beberapa suku cadang.

"Kita dalam hal perawatan pesawat kita lakukan tidak jangka pendek, jadi beberapa suku cadang sudah kita beli dari beberapa waktu lalu," kata dia saat ditemui di Mabes TNI AU, Jakarta, Jumat, 4 Maret 2022.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus