Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Pengamat Ungkap Penyebab Dharma Pongrekun Raih 10 Persen di Quick Count Pilkada Jakarta

Dalam hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan Dharma Pongrekun-Kun Wardana memperoleh sekitar 10 persen suara.

30 November 2024 | 21.28 WIB

Pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur nomor urut 2, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana menanggapi hasil hitung cepat sementara Pilkada Jakarta 2024. Beberapa lembaga survei menyatakan paslon independen ini memperoleh sekira 10 persen suara. Tempo/Novali Panji
Perbesar
Pasangan calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur nomor urut 2, Dharma Pongrekun dan Kun Wardana menanggapi hasil hitung cepat sementara Pilkada Jakarta 2024. Beberapa lembaga survei menyatakan paslon independen ini memperoleh sekira 10 persen suara. Tempo/Novali Panji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menduga kenaikan signifikan perolehan suara pasangan calon nomor urut 2, Dharma Pongrekun-Kun Wardana, versi quick count merupakan loncatan dari pemilih yang kecewa dengan basis dukungan dan mesin politik kubu jagoannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Tambahan suara yang signifikan itu didapatkan dari limpahan suara dari kubu 1 dan kubu nomor 3,” kata Adi saat dihubungi melalui WhatsApp, pada Sabtu, 30 November 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Pemilih pasangan calon nomor urut 1 Ridwan Kamil-Suswono, misalnya. Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah itu menilai sejumlah pendukung mengalihkan suaranya kepada Dharma-Kun lantaran kecewa dengan keterlibatan Jokowi dengan partai pengusung mereka dan organisasi yang disebut juga memberikan dukungan. “Karena Jokowi berkongsi dengan PKS, Jokowi berkongsi dengan FPI,” ujarnya. 

Sementara itu, loncatan pemilih juga terjadi di kubu paslon nomor urut 3 Pramono Anung-Rano Karno. Adi menduga terjalinnya hubungan pendukung Anies Baswedan atau Anak Abah dengan pendukung Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok alias Ahoker juga berpengaruh terhadap melipirnya suara mereka.

Orang-orang yang memutuskan meninggalkan Pramono-Rano, kata Adi, adalah yang tidak menyetujui bersatunya basis pendukung itu. Adapun dugaan Adi mengarah kepada perebutan kursi gubernur Jakarta pada kontestasi pilkada 2017 silam yang diikuti Anies dan Ahok. “Anak Abah dan Ahoker masih belum move on dengan peristiwa itu,” kata dia.

Dalam hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan Dharma-Kun memperoleh sekitar 10 persen suara. Hasil itu disebut melonjak dibanding tren elektabilitas Dharma Pongrekun-Kun Wardana yang stagnan di angka 3 sampai 5 persen sebagaimana yang kerap diuji lembaga survei. 

Berdasarkan hasil hitung cepat lembaga survei Indikator Politik pada Jumat, 29 November 2024 pukul 09.30 WIB, perolehan suara terbesar pada pilkada Jakarta diraih Pramono-Rano dengan jumlah sekitar 49,87 persen. Sementara itu, posisi kedua ditempati Ridwan Kamil-Suswono 39,53 persen, dan terakhir Dharma-Kun sekitar 10,61 persen.

Hendrik Yaputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus