Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Penyidik KPK Diteror

9 Juli 2015 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Afief Julian Miftah, diteror orang tidak dikenal. Kediamannya di Perumahan Mediterania, Kelurahan Jakamulya, Bekasi Selatan, pada Ahad pekan lalu pukul 23.00 dikirimi paket berbentuk bom.

Wakil ketua sementara KPK, Johan Budi Sapto Prabowo, mengatakan Afief sedang menyidik lima perkara korupsi. Namun dia tidak mau memastikan teror itu berkaitan dengan kasus yang ditangani Afief. "KPK menyerahkan pengusutan kasus teror itu kepada kepolisian," katanya Senin pekan lalu.

Sejak sepekan lalu, Ketua Satuan Tugas Perkara Komisaris Jenderal Budi Gunawan ini diteror sebanyak tiga kali. Pertama, pelemparan telur busuk dan pencoblosan ban mobil milik korban pada saat diparkir di rumahnya. Selang tiga hari kemudian, mobil Honda Freed milik anggota kepolisian itu disiram air keras. Yang terakhir adalah teror kiriman paket seperti bom di rumah.

Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti mengatakan sudah memerintahkan anak buahnya menelusuri pengiriman paket yang diduga bom tersebut. Dia pun memerintahkan anak buahnya segera menangkap dalang teror. "Sudah saya perintahkan, termasuk kepada Kepala Detasemen Khusus 88, untuk mencari pelakunya," ujarnya. Namun dia belum bisa memastikan siapa pelaku dan apa motif teror tersebut.

Kepala Kepolisian Resor Kota Bekasi Kota Komisaris Besar Daniel Bolly Tifaona mengatakan masih menyelidiki kasus teror bom tersebut. "Sudah kami periksa rekaman kamera pengawas untuk identifikasi awal," kata Daniel. Kamera pengintai itu sengaja dipasang oleh Afief karena dia sudah beberapa kali diteror.

****

Ancaman Tiada Henti

Februari 2015

Nursjahbani Katjasungkana, penasihat hukum Bambang Widjojanto dan Abraham Samad
" Teror: Ia mendapatkan pesan pendek (SMS) bahwa rumahnya dikirimi bom dan akan segera meledak.

Endang Tarsa, Direktur Penyidikan KPK
" Teror: Endang, yang sedang mengunjungi restoran cepat saji, didatangi dan diminta menjadi saksi praperadilan Budi Gunawan.

Suami Kepala Biro Hukum KPK Chatarina Muliana Girsang
" Teror: Dibuntuti dan diintimidasi pria yang membawa senjata api.

Juni 2015

Ketua Nonaktif Kpk, Abraham Samad
" Teror: Akan Dibunuh.
Kepada Tim 9 bentukan Presiden Joko Widodo diperdengarkan rekaman pembicaraan seorang perwira polisi yang tengah memeriksa Abraham Samad. Isinya ancaman terhadap ketua nonaktif KPK tersebut.

Juli 2015

Penyidik Kpk, Afief Julian Miftah (anggota Kepolisian)
" Teror: Rumahnya dikirimi benda mirip bom. Sebelumnya, mobil Afief digembosi dan disiram air keras oleh orang tidak dikenal.


Hasil Seleksi Calon Pemimpin KPK Disorot

SEJUMLAH kalangan mengkritik latar belakang beberapa kandidat pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi dari total 194 calon yang lolos seleksi administrasi. Koordinator Investigasi Indonesia Corruption Watch Febri Hendri menemukan sejumlah nama bermasalah yang lolos seleksi administrasi.

Menurut dia, calon yang berafiliasi dengan partai politik dikhawatirkan memunculkan konflik kepentingan sehingga calon itu diragukan komitmennya dalam mendukung pemberantasan korupsi. "Orang yang paling kami curigai pertama adalah kalangan politikus," kata Febri, Ahad pekan lalu. Selain politikus, ada beberapa nama yang terlihat sekadar mencari kerja dan memiliki rekam jejak pro terhadap korupsi.

Sebanyak 194 nama dari 611 pendaftar lolos syarat administrasi calon pemimpin KPK pada Ahad pekan lalu. Mereka datang dari berbagai latar belakang, tapi amat sedikit yang dikenal pro dalam pemberantasan korupsi. Salah satu nama yang muncul adalah politikus Partai Persatuan Pembangunan, Ahmad Yani, yang beberapa kali mengkritik penindakan oleh KPK. Ahmad Yani mengaku tak memiliki konflik kepentingan di balik pencalonannya. "Saya hanya kader partai, bukan pengurus," ujarnya. "Makanya saya maju."


Keamanan Jakarta Ditingkatkan

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menargetkan 2.000 unit kamera pengawas atau closed-circuit television (CCTV) rampung terpasang di sudut-sudut Ibu Kota pada akhir tahun ini. Pemasangannya bertujuan meningkatkan keamanan dan ketertiban. "CCTV kami canggih, bisa mendeteksi wajah dan nomor kendaraan," ujarnya Senin pekan lalu.

Pengadaan CCTV itu diwajibkan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan telekomunikasi yang memasang tiang mikrosel dan serat optik. Tiang dan gorong-gorong tempat kabel-kabel itu merupakan lahan milik negara. Pemerintah sudah menerima 4.800 unit kamera, tapi baru separuhnya terpasang.

Pengadaan kamera itu, kata Basuki, salah satunya didasari survei The Economist melalui Economist Intelligence Unit. Majalah ekonomi terkemuka dunia itu meneliti keamanan digital, kesehatan, infrastruktur, dan pribadi di 50 kota lewat Safe Cities Index 2015. Jakarta menduduki peringkat terbawah. "Jakarta hanya naik lima peringkat dalam keamanan kesehatan," tulis pengantar laporan itu.


TNI Angkatan Udara Diminta Cari Pengganti Hercules

MENTERI Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara harus berbenah setelah insiden jatuhnya pesawat Hercules C-130B di Medan pada Selasa pekan lalu. Menurut dia, TNI AU sudah saatnya membeli pesawat baru dan tak mungkin mempertahankan pesawat tua berusia di atas 30 tahun. "Yang paling krusial pembenahan di Angkatan Udara dulu," katanya Senin lalu.

Ia menjelaskan bahwa sedang terjadi perbincangan dengan TNI Angkatan Udara untuk merencanakan pembelian pesawat baru dalam anggaran negara tiga tahun ke depan. TNI AU memproyeksikan besaran anggaran hingga 2016 sebesar Rp 400 miliar. Sebanyak 40 persennya digunakan untuk belanja pegawai dan sisanya buat pembelian pesawat baru.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna mengatakan sebenarnya kajian mengenai calon pengganti Hercules sudah dikirim ke Kementerian Pertahanan jauh sebelum terjadi insiden di Medan. Dalam kajian tersebut, TNI AU mengincar dua jenis pesawat angkut kelas berat, yakni Airbus A400M Atlas dan Antonov An-70. Dia tak mau berbicara soal harga dengan alasan itu kewenangan Kementerian Pertahanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus