KEPALA Staf Kopkamtib Laksamana Sudomo akhir pekan lalu kasih
"peringatan keras" kepada para mahasiswa. Menurut dia, para
mahasiswa dari Bandung dicegah masuk ke Jakarta karena tiga hal:
Pertama, tak ada ijin Rektor. Dua, demonstrasi dalam bentuk
apapun, serta berkelompok lebih dari 5 orang dengan tuiuan
tertentu ada larangannya -- dan itu tetap berlaku. Ketiga,
mereka mencoba melakukan tindakan yang akan mengganggu
kestabilan nasional.
Bagaimana keterangan pihak mahasiswa, rektor dan DPR?
Sebelum berangkat ke Jakarta kali ini, Iskadir Chottob 11
Oktober menemui Rektor Unpad memberitahukan maksudnya. Dan
Rektor mengiyakan, sambil wanti-wanti supaya tertib, tidak
menyinggung pribadi, dan beberapa nasihat lainnya. Tapi tak ada
disinggung perkara surat ijin dan semacamnya. "Sampai sekarang
kami memang tidak tahu tentang harus adanya ijin-ijin untuk
keperluan macam itu", tambahnya.
Tapi dari KH EZ Muttaqien, Rektor Unisba (Universitas Islam
Bandung) yang DM universitasnya termasuk salah satu rombongan ke
Jakarta diperoleh keterangan bahwa memang ada semacam konsensus
antara rektor dengan Menteri-Menteri Ekuin. "Sehabis terjadinya
heboh Pertamina", kata Muttaqien yang ditemui Abdullah Mustappa
dari TEMPO di rumahnya, "ada pertemuan antara rektor se Jawa
dengan para Menteri Ekuin. Dalam pertemuan tersebut dicapai
konsensus, bahwa dalam masalah-masalah nasional, mahasiswa hanya
boleh menanyakannya lewat Rektor. Untuk nantinya Rektor itulah
yang menyampaikannya kepada Menteri yang bersangkutan".
Tapi Muttaqien sendiri ingat benar, ia pernah meminta kepada
Menteri Sadli, agar sekali-sekali membuka juga kesempatan agar
mahasiswa bisa bertemu langsung dengan Menteri yang
bersangkutan.
Tentang kejadian pekan lalu itu, Muttaqien menyesalkannya. DM
Unisba tidak menemuinya sebelum berangkat. "Kalau saja kami
ketemu sebelumnya", kata Muttaqien, "mungkin para mahasiswa itu
bisa lebih tertib dan niatnya bisa kesampaian". Iskadir Chottob
sendiri merasa belum mendengar adanya konsensus antara Rektor
dengan Menteri Ekuin seperti yang dikemukakan Muttaqien.
Dari DPR, keterangan yang diperoleh cukup diplomatis. "Kami
belum dapat pemberitahuan tentang kedatangan mahasiswa Bandung
itu", kata Sumiskum, Wakil Ketua DPR dari Fraksi Karya kepada
Syahrir Wanab dari TEMPO. Namun, sebagai lembaga wakil rakyat,
"kami di DPR selalu siap menerima siapapun yang datang"
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini