Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Saat ini, kondisi di Desa Wadas , Purworejo kembali memanas setelah kemarin aparat kepolisian menangkan sejumlah warga Wadas yang menolak penambangan di wilayah Wadas. Pada awalnya, aparat kepolisian ditugaskan untuk mengawal 70 petugas dari Badan Pertanahan Nasional (BPN) yang akan melakukan pengukuran lahan di wilayah Wadas.
Berdasarkan SK Gubernur Jawa Tengah Nomor 509/41/2018, wilayah Desa Wadas ditetapkan sebagai lokasi penambangan batu andesit bagi material pembangunan Bendungan Bener.
Total lahan yang dibutuhkan untuk penambangan dan bendungan adalah 145 hektare dan 8,64 hektare digunakan sebagai akses jalan menuju pertambangan. Rencana penambangan ini ditolah oleh warga Wadas kaarena akan mengancam keberlangsungan hidup mereka dan merusak segala potensi yang ada di Wadas.
Lalu, apa saja potensi-potensi yang ada di Wadas?
Menurut laporan yang dirilis oleh Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPA DEWA), Walhi yogyakarta, LBH YOgyakrta, dan Project Multatuli disebutkan terdapat banyak sekali potensi yang ada di Desa Wadas.
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa tanaman budidya yang ditanam oleh warga Wadas bernilai sangat mahal, seperti petai yang mencapai Rp 241 juta per tahun, kayu sengon yang mencapai Rp 2 miliar per tahun, kemukus yang mencapai Rp 1,35 miliar per tahun, vanili yang mencapai Rp 266 juta per tahun, dan durian yang bisa mencapai Rp 1,24 miliar per tahun.
Selain itu, disebutkan juga Desa Wadas memiliki keragaman fauna, khususnya burung yang tinggi dan bisa terancam ekosistemnya jika terjadi penambangan. Jenis-jenis burung yang ada di wilayah Wadas, antara lain kleci, kutilang, walet sapi, cekak gunung, madu kelapa, tekukur, pipt, bondol haji, trocokan, blekok sawah, prenjak jawa, prenjak sisi merah, dan elang.
Dengan segala potensi yang terdapat di wilayah Wadas, banyak warga Wadas yang menolak penambangan di wilayah mereka karena kehidupan mereka sangat bergantung dengan lahan yang sedang mereka tempati saat ini. Oleh karena itu, warga Wadas terus berjuang untuk mempertahankan ruang hidupnya.
EIBEN HEIZIER
Baca: Kronologis Perlawanan Warga Wadas Tak Berhenti Sejak 2013
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini