Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Ridwan Kamil: Ini Cebong dan Kampret, Kalau Bisa Digabung

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai masyarakat kini sedang terbelah hanya karena urusan pemilihan presiden 2019.

28 Oktober 2018 | 23.18 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gubernur Jawa Barat RIdwan Kamil menghadiri Pembukaan Program Syiar Al-Qur'an bersama Ustad Adi Hidayat, Lc., MA, di Istora Senayan (Hall Badminton), Sabtu, 27 Oktober 2018.(dok Pemprov Jabar)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menilai masyarakat kini sedang terbelah hanya karena urusan pemilihan presiden atau Pilpres 2019. Ia pun punya usul agar pendukung dua kubu calon presiden digabung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Sekarang terbelah. Ini cebong, ini kampret. Kalau bisa kecepret saja digabung," kata Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, di acara MilenialFest di Djakarta Theatre, Ahad, 28 Oktober 2018.

Cebong merupakan julukan bagi pendukung calon presiden Joko Widodo. Sedangkan istilah kampret kerap digunakan untuk menyebut pendukung calon presiden Prabowo Subianto.

Ridwan Kamil mengatakan, kalau situasi politik tidak kondusif, maka semua pihak tidak bisa membangun Indonesia dengan inovasi.
"Sosial politik harus kondusif, kalau berantem terus urusan pilpres, kapan kerjanya," kata dia.

Emil mengisahkan ketika menjabat sebagai Wali Kota Bandung, selama 4 tahun memimpin kerap mendamaikan kelompok-kelompok yang berseteru. Ia pun mengingatkan para generasi milenial untuk tidak main-main dengan kondusifitas negara. Sebab, kata dia, negara tidak kondusif terancam bubar.

"Ada contoh negara bubar. Negara Yugoslavia bubar. Ada negara karena tidak bersatu, berantem banyak. Suriah, Yaman, Afghanistan, Irak. Jangan main-main sama kondusifitas. Bicara yang baik atau diam. Posting yang positif atau tahan," katanya.

Ridwan Kamil menyarankan agar kaum milenial saat ini menjadi generasi tabayun. Ia menilai, lebih baik telat menerima informasi tapi benar daripada membaca berita langsung emosi, diteruskan di media sosial, marah-marah, dan ternyata hoaks. Kepada para kaum muda, Emil pun menyarankan agar mereka memiliki tiga nilai, yaitu beriman, berilmu, dan berakhlak.

Friski Riana

Friski Riana

Reporter Tempo.co

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus