Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eksekusi Terpidana Mati Ditunda
Eksekusi mati terhadap sejumlah terpidana kasus narkotik tak kunjung dilakukan. Hingga Jumat pekan lalu, Jaksa Agung Muhammad Prasetyo mengatakan belum menentukan tanggal pasti eksekusi. Sebagian dari mereka sedang menunggu terbitnya putusan atas peninjauan kembali ke Mahkamah Agung.
Namun dia masih yakin, jika seluruh proses selesai, eksekusi mati bisa dilakukan dengan serentak. "Sejauh sudah siap semua, kami lakukan serentak. Bisa bulan ini atau tidak, juga tergantung finalisasi persiapan yang ada," katanya Jumat pekan lalu. Beberapa terpidana mati tetap mengajukan peninjauan kembali meski grasi sudah ditolak. Mereka adalah Mary Jane Fiesta dari Filipina, Serge Areski Atlaoui dari Prancis, dan Martin Anderson dari Ghana.
Presiden Joko Widodo menyatakan menerima banyak tekanan dari dunia internasional karena berkukuh mengeksekusi para terpidana narkotik tersebut. "Sudah berkali-kali saya katakan, ini kedaulatan hukum kita," ujarnya.
Setidaknya sebelas terpidana masuk daftar eksekusi mati. Delapan dari mereka terjerat kasus narkotik dan tiga lainnya terpidana kasus pembunuhan. Mereka yang terlibat kasus madat adalah Andrew Chan (Australia), Mary Jane Fiesta Veloso (Filipina), Myuran Sukumaran alias Mark (Australia), Serge Areski Atlaoui (Prancis), Martin Anderson alias Belo (Ghana), Raheem Agbaje Salami (Cordova), Rodrigo Gularte (Brasil), dan Zainal Abidin (WNI). Sisanya tiga warga Indonesia yang terlibat kasus pembunuhan: Syofial alias Iyen bin Azwar, Harun bin Ajis, dan Sargawi alias Ali bin Sanusi. l
Isis Rekrut Puluhan Warga Indonesia
PULUHAN warga negara Indonesia diduga akan bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Kepala Badan Intelijen Negara Marciano Norman mengatakan ada dua kelompok WNI yang hilang di Turki. Kelompok pertama adalah 16 orang yang hilang pada awal Maret dalam rombongan tur dan kelompok kedua sudah ditahan oleh pemerintah Turki di perbatasan Suriah-Turki.
Presiden Joko Widodo langsung menggelar rapat terbatas mengenai dugaan akan bergabungnya WNI dengan ISIS. Tapi pemerintah belum bisa menyimpulkan bahwa mereka semua, baik yang sudah ditahan maupun masih hilang, akan bergabung dengan ISIS. "Pada tahapan ini saya belum bisa memberi informasi karena masih didalami, apakah betul, dan kami juga mendalami motif lain," kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Kasus Budi Gunawan Dilimpahkan
KENDATI menuai protes, Komisi Pemberantasan Korupsi tetap melimpahkan penanganan kasus dugaan suap dan gratifikasi Komisaris Jenderal Budi Gunawan ke Kejaksaan Agung. Dasar pelimpahan kasus adalah putusan praperadilan hakim Sarpin Rizaldi yang menyatakan KPK tak lagi berwenang menangani kasus karena Budi tidak memenuhi unsur penyelenggara negara atau penegak hukum. "Kejaksaan akan mempelajari berkas itu, menindaklanjuti penanganannya," kata Jaksa Agung Muhammad Prasetyo, Jumat pekan lalu.
Prasetyo mengatakan bukan tidak mungkin kasus itu akan dilimpahkan ke polisi karena sudah pernah menangani. "Penerusan kasus ke Polri akan lebih efektif," katanya. Wakil Kepala Kepolisian RI Komisaris Jenderal Badrodin Haiti mengatakan masih akan mempelajari kelengkapan berkas kasus.
Setelah pelimpahan, KPK dan Kejaksaan telah melakukan dua kali gelar perkara atas kasus Budi Gunawan. Pelaksana Tugas Wakil Ketua KPK Johan Budi S.P. mengatakan gelar perkara dilakukan pada 9 dan 10 Maret lalu. Dalam ekspose itu, tim Satuan Tugas KPK perkara Budi Gunawan melakukan pemaparan kasus sebelum dilakukan serah-terima berkas. L
Massa Geruduk Pemutaran Film Senyap
Ratusan orang menggeruduk kampus Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Rabu pekan lalu. Massa memprotes diskusi dan nonton bareng film Senyap yang digelar oleh Lembaga Pers Mahasiswa Rethor, Social Movement Institute, Front Mahasiswa Nasional, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, dan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia di kampus UIN Sunan Kalijaga.
Massa meminta pemutaran film Senyap dihentikan karena menilai itu sebagai propaganda komunis dalam membelokkan sejarah bangsa. "Apa kita mau dirasuki paham komunis dengan kalimat tauhid? Kami menolak," kata Ketua From Umat Islam Daerah Istimewa Yogyakarta Umar Said.
Meski diprotes, acara tetap berlangsung. Ketua panitia acara Ahmad Haidar mengatakan pemutaran tetap digelar dengan risiko apa pun. "Kami ingin mempertahankan kedaulatan akademik di kampus," katanya. Sebelum acara berlangsung, Rektor UIN Sunan Kalijaga Ahmad Minhaji telah meminta mahasiswanya membatalkan acara itu.
Senyap merupakan film karya Joshua Oppenheimer tentang para pelaku genosida di Indonesia. Film ini bercerita tentang satu keluarga penyintas yang mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana anak mereka dibunuh dan siapa yang membunuhnya.
KPK Sita Rumah Fuad Amin
KOMISI Pemberantasan Korupsi kembali menyita aset milik Ketua Dewan Perwakilan Daerah Bangkalan Fuad Amin, Kamis pekan lalu. KPK menyita satu rumah mewah milik adik Fuad, Imron Amin, yang berlokasi di Yogyakarta.
Kepala Bagian Pemberitaan dan Publikasi KPK Priharsa Nugraha menyatakan rumah itu disita karena terkait dengan tindak pidana pencucian uang yang dilakukan Fuad. "Rumah sudah dipasangi plang penyitaan," katanya. Rumah yang disita terletak di Perumahan Casa Grande, Sleman, Yogyakarta.
Sebelumnya, KPK menyita beberapa aset milik Fuad, yaitu 14 unit rumah, 70 bidang lahan, kondominium di Bali seharga Rp 16 miliar, dan 19 mobil. Pengacara Fuad Amin, Firman Wijaya, menyatakan keberatan atas penyitaan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo