Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim Halal Center Universitas Gadjah Mada (UGM) membagikan sejumlah kiat untuk mengolah daging hewan kurban yang akan ramai didagangkan menjelang Hari Raya Idul Adha. Meski sudah menjadi tradisi tahunan, masih ada sebagian masyarakat yang keliru mengolah daging kurban—umumnya sapi dan kambing—setelah penyembelihan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Wakil Ketua Halal Center UGM, Nanung Danar Dono, mengatakan daging kurban harus segera dimasak atau disimpan setelah lepas dari tubuh. “Jangan sampai mikroba tumbuh dalam daging, sehingga harus segera dimasak atau disimpan,” katanya, dikutip dari web resmi UGM, Selasa, 15 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyimpanan daging kurban juga tidak sembarangan untuk menjaga kualitasnya. Hasil kurban sebaiknya dipotong kecil-kecil dan dimasukkan dalam plastik bening ukuran 1 kilogram. Jika tidak disimpan, daging harus dicuci dengan air bersih dan segera dimasak.
“Jangan langsung memasukkan daging ke dalam freezer. Biarkan transit dulu dalam kulkas selama 12-24 jam,” kata Nanung yang juga merupakan dosen di Fakultas Peternakan UGM.
Dagang beku yang baru dikeluarkan dari pendingan, kata Nanung, tidak bisa langsung dimasak. Dia menyarankan penerapan thawing atau teknik untuk mengembalikan keempukan daging yang telah beku.
Dalam skema thawing, daging yang masih utuh di dalam plastik pembungkus harus diletakkan di bawah air kran, guna mencari suhu normal. Daging kurban bisa dikeluarkan dari kantongnya jika sudah empuk. Setelah itu, masih harus dicuci dan dibilas beberapa kali.
Nanung mengingatkan masyarakat agar benar-benar jeli ketika memilih hewan kurban. Selain memilih hewan yang sehat, kata dia, hindari membeli hewan yang dipelihara di tempat pembuangan sampah.
“Waspadai (hewan) yang mengonsumsi limbah logam berat,” kata Nanung.