Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Seperti Apa Upacara Bendera HUT RI 17 Agustus ala Tunanetra

Sejumlah tunanetra yang tergabung dalam Kelompok Masseur Tunanetra Sabtu Wage melaksanakan upacara bendera memperingati HUT RI.

17 Agustus 2019 | 12.51 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Solo - Puluhan pemijat tunanetra di Solo mengikuti upacara bendera dalam peringatan HUT RI ke-74 pada Sabtu, 17 Agustus 2019. Mereka memberikan hormat dan dengan khidmat mengikuti upacara hingga bendera dikibarkan dengan sempurna.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penyandang disabilitas netra itu menggelar upacara di halaman Rumah Pelayanan Sosial Disabilitas Bhakti Candrasa Solo. Hanya sebagian yang berseragam kemeja putih dengan celana panjang warna hitam. Sebagian lagi tidak mengenakan seragam, namun tetap tampil serapi mungkin dengan baju batik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mereka berbaris dengan rapi dengan dibantu para petugas dan relawan dari rumah pelayanan sosial. Para petugas upacara tersebut, termasuk inspektur upacara juga dari kelompok tunanetra. Tiga petugas pengibar bendera adalah tunanetra kategori low vision.

"Selain harus jalan berbaris agak jauh, pemasangan bendera juga jangan sampai salah," kata Ketua Kelompok Masseur Tunanetra Sabtu Wage atau KMTS Solo, Purwanto. Saat bendera dikibarkan, peserta upacara kompak memberi sikap hormat sembari menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Puluhan tunanetra dari Kelompok Masseur Tunanetra Sabtu Wage atau KMTS Solo mengikuti upacara bendera memperingati HUT RI ke-74, Sabtu 17 Agustus 2019. TEMPO | Ahmad Rafiq

Seluruh peserta dan petugas upacara adalah tunantra yang tergabung dalam Kelompok Masseur Tunanetra Sabtu Wage. Mereka rutin berkumpul pada hari Sabtu Wage. "Karena hari kemerdekaan kali ini jatuh di hari Sabtu Wage, sekalian saja kami menggelar upacara," katanya.

Purwanto mengaku sudah cukup lama tidak mengikuti upacara bendera. "Mungkin sudah 30 tahun tidak upacara," kata pria yang tepat berusia 51 tahun saat upacara itu.

Peserta upacara lainnya, Triyono mengaku agak canggung saat didaulat menjadi pembaca teks Pancasila. "Sebenarnya saya sudah hafal," katanya. Namun, untuk menghindari kesalahan, dia membaca teks Pancasila dalam huruf Braille. "Teks Braille ini saya buat pagi tadi sebelum upacara," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus