Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JUMPA pers yang digelar Tiopan Bernhard Silalahi itu terkesan dadakan. Ketua Komisi Pengawas Partai Demokrat itu hanya mengundang wartawan melalui pesan pendek pada Selasa pagi pekan lalu. "Saya ingin meredam polemik pencalonan Bu Ani YudhoÂyono sebagai presiden pada 2014."
Nama Kristiani Herawati, istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, mencuat setelah disebut Melani Leimena Suharli. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu menyatakan Ani cocok menggantikan suaminya dalam dialog bertema "Memperkuat Peran Politik Perempuan dalam Konstitusi", sepekan sebelumnya.
Pernyataan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat ini rupanya mengusik SilaÂlahi. "Saya tegur dia di telepon," katanya. Namun Melani membantah. "Saya tidak pernah ditelepon oleh Pak Silalahi."
Menurut Silalahi, munculnya nama Ani menyalahi apa yang sudah disampaikan Yudhoyono secara resmi awal tahun ini. Ketua Majelis Tinggi, yang punya kewenangan menentukan calon presiden partainya, itu dengan jelas mengatakan tak akan ada anggota keluarganya yang ikut dalam pemilihan presiden 2014.
Karena itu, menurut Silalahi, Yudhoyono sudah mengantongi sepuluh nama untuk dipertimbangkan sebagai calon presiden dari Demokrat. Tapi seorang politikus partai itu mengatakan nama Ani memang ada dalam daftar tersebut. Nama lainnya adalah Jenderal Pramono Edhie Wibowo, adik Ani, yang kini menjabat Kepala Staf TNI Angkatan Darat.
Masalahnya, Pramono baru pensiun tahun depan, sehingga tak bisa berlaga dalam pemilihan. Undang-Undang TNI mengatur pensiun pada umur 58 tahun. Karena itu, menurut sumber ini, Pramono akan mengajukan permohonan pensiun dini tahun ini. "Tak ada rencana itu," kata Silalahi.
Pramono juga kabarnya ditaksir Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie untuk dilamar sebagai calon wakil presidennya. Pengamat politik Denny Januar Aly, yang menjadi konsultan politik Aburizal, menyebutkan pengusaha itu butuh pendamping dari Jawa, tentara, dan punya hubungan dengan Demokrat. Tiga faktor ini memang kelemahan Aburizal.
Adapun kesepuluh nama tadi, menurut Silalahi, memang hanya wacana. "Dia (Yudhoyono) juga menyebutnya sambil tertawa," kata Silalahi. Karena itu, tak jelas benar bagaimana Demokrat dan Yudhoyono membuat mekanisme pemilihan calonnya sendiri. Nama yang beredar itu antara lain Hatta Rajasa, Dahlan Iskan, Prabowo Subianto, Anas Urbaningrum, Marzuki Alie, Djoko Suyanto, Mahfud Md., dan Gita Wirjawan.
Tak ada yang tahu condong ke mana pilihan Ki Lurah—julukan Yudhoyono di antara siswa Akademi Militer angkatan 1973. Sebab, politikus Demokrat kerap ribut di media tentang calon-calon yang diusung dalam pemilu, tapi pilihan tetap di tangan Yudhoyono. "Mungkin saja menterinya yang ia nilai berprestasi," kata Silalahi.
Tiga pekan lalu, Ki Lurah mengumpulkan tentara seangkatannya di Bali. Ia meminta para jenderal itu mendukung calon dari tentara juga. Prabowo Subianto, sebagai nama yang digadang-gadang, hadir dalam pertemuan itu.
Partai Demokrat baru akan mengumumkan calon presiden definitif pada pertengahan tahun depan. "Saat ini anggota majelis tinggi masih diberi kesempatan menilai keunggulan dan kelemahan nama-nama itu," kata Silalahi.
Fanny Febiana
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo