Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepengurusan Nahdlatul Ulama di bawah kepemimpinan Ketua Umum Pengurus Besar NU atau Ketum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya diguncang oleh isu muktamar luar biasa (MLB).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski ditolak sejumlah tokoh penting NU, nyatanya rangkaian Pra MLB NU yang diikuti oleh 40 orang telah terlaksana pada 17-21 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak digaungkan beberapa waktu lalu, isu MLB NU telah menjadi perhatian publik. Gus Yahya sendiri mengaku meragukan kelompok yang ingin menggelar MLB NU tersebut. "MLB itu yang melaksanakan siapa? aspirasinya siapa? Pengurus Wilayah seluruh Indonesia jelas tidak mau karena tidak ingin diganggu,” kata Gus Yahya kepada awak media di Surabaya, Sabtu, 30 November 2024.
Berikut serba-serbi dari muktamar luar biasa Nahdlatul Ulama (MLB NU):
Ditolak Yenny Wahid
Muktamar Luar Biasa (MLB) NU sebenarnya mendapat penolakan dari sejumlah pihak, termasuk Putri kedua Gus Dur sekaligus Ketua Panitia Haul Gus Dur 2024 Yenny Wahid. "Saya tidak setuju dengan adanya wacana dan gerakan Muktamar Luar Biasa (MLB) Nahdlatul Ulama. Apapun motif dan tujuan yang akan dicapai. Ini hanyalah sebuah hal yang hanya akan memecah belah NU," kata Yenny Wahid dalam keterangannya di Jakarta, Minggu, 22 Desember 2024 dikutip dari Antaranews.
Menurut Yenny, berkembangnya wacana dan gerakan MLB NU tidak mempertimbangkan persoalan nyata yang dihadapi warga NU. Ia pun berharap agar siapapun yang mendalangi wacana dan gerakan tersebut mengurungkan niatnya. Karena dikhawatirkan kondisi tersebut justru dimanfaatkan dan ditunggangi oleh kelompok lain, dan memperburuk kondisi NU.
"Duduk bersama, kita selesaikan semua masalah internal NU. Jangan sampai kemudian malah NU disusupi kepentingan-kepentingan dari luar, apalagi kepentingan politik sempit. Tolong NU ini harus dijaga karomahnya, karomah para kiai. Semua pihak harus menahan diri agar NU tidak terpuruk lagi," ujarnya.
Rangkaian Pra MLB
Adapun sebanyak 40 perwakilan pengurus dan mantan pengurus wilayah serta cabang NU diklaim mengikuti Rangkaian Pra Muktamar Luar Biasa Nahdlatul Ulama (MLB NU) yang berlangsung di Surabaya, Jawa Timur sejak 17 Desember hingga berakhir pada Sabtu, 21 Desember 2024. Dalam pertemuan itu mereka menyampaikan unek-uneknya atas kepemimpinan Yahya Cholil Staquf di PBNU sejak 2022.
Misalnya tekanan dan intimidasi PBNU kepada PWNU dan PCNU sejak menjelang Muktamar NU di Lampung pada 2021 hingga masa kepemimpinan Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya. Kemudian, Surat Keputusan (SK) kepengurusan PWNU/PCNU tidak diakui oleh PBNU. Ada juga yang mengaku terdapat intimidasi dan ancaman-ancaman tertentu jika bersebrangan dengan Ketum PBNU Gus Yahya .
Divisi Hukum dan Advokasi Presidium PO & MLB NU, Jakfar Sodiq, mengungkapkan kepemimpinan PBNU saat ini juga menuntut pengurus daerah untuk tegak lurus dengan mengatasnamakan kebijakan. Hal itu dinilai kontra produktif dengan amanat Muktamar ke-34 NU di Lampung. “Kondisi itu merupakan indikasi hilangnya nilai utama NU di jajaran PBNU. Padahal nilai-nilai itu menjadi perintah, nasehat, sekaligus wasiat dari KH Hasyim Asyari,” papar Jakfar dalam keterangannya, Sabtu, 21 Desember 2024.
Minta Gus Ipul Turun
Dalam forum Pra MLB NU, para peserta juga meminta agar Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul untuk mundur dari jabatannya sehingga dapat fokus menjadi Menteri Sosial.
"Permintaan agar Gus Ipul mundur dari jabatan Sekretaris Jenderal PBNU adalah salah satu pesantren moral yang disampaikan dalam forum Pra-MLB NU. Gus Ipul diminta fokus menjadi Menteri Sosial sebagai komitmen profesionalitas, loyalitas kerja kabinet, dan menjaga integritas organisasi," kata K.H. Syarbani Haira, seorang peserta Pra-MLB NU, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu, 21 Desember 2024.
Permintaan mundur tersebut juga termasuk dalam sembilan pesan moral yang dihasilkan dari pertemuan Pra-MLB NU di Jawa Timur.
Rencana ke depan
Dalam forum Pra MLB itu, sembilan pesan moral telah disampaikan yang bertujuan untuk menjaga marwah organisasi. Salah satunya adalah forum Pra-MLB telah menginventarisasi nama-nama calon anggota AHWA (Ahlul Halli Wal Aqdi) dan ketua umum yang akan diusulkan dalam forum MLB.
Untuk rencana ke depan, waktu pelaksanaan MLB NU akan diusulkan paling cepat bulan Januari 2025 karena bertepatan dengan Hari Lahir NU berdasarkan kalender hijriah maupun masehi, dan selambat-lambatnya adalah bulan Syawal 1446 H.
"Ada enam daerah yang diusulkan menjadi tempat penyelenggaraan MLB NU, yakni Surabaya, Bangkalan, Jombang, Semarang, Cirebon, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Khusus Cirebon dan Semarang telah ada pesantren yang menyatakan siap ditempati dan berkenan menyediakan akomodasi dan konsumsi peserta secara sukarela," kata K.H Tengku Rusli, perwakilan peserta Pra-MLB NU asal Riau, dikutip dari Antaranews.
Selain itu, forum Pra MLB menyepakati untuk menyosialisasikan hasil Pra-MLB kepada pengurus wilayah dan cabang NU se-Indonesia dan PCINU serta melakukan langkah-langkah konsolidasi di daerah masing-masing agar penyelenggaraan MLB NU dapat diusulkan.
Latar Belakang
Adapun Mantan Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Abdussalam Shohib menjadi sosok yang terus mendorong Muktamar Luar Biasa (MLB NU). Rencana MLB yang dimotori Abdussalam sebenarnya muncul sejak awal September 2024.
Kubu pro-MLB mencuat setelah muncul keinginan menggelar muktamar tandingan Partai Kebangkitan Bangsa untuk mendongkel Muhaimin Iskandar yang kembali terpilih sebagai ketua umum berdasarkan hasil muktamar Bali sebulan sebelumnya.
Abdussalam mengklaim bahwa urgensi MLB adalah untuk mengembalikan pengelolaan PBNU agar sesuai dengan nilai, doktrin, dan substansi yang disampaikan pendiri Nahdlatul Ulama, Hasyim Asy’ari, dalam mukadimah aturan dasar organisasi. "Kami melihat hari ini ada mismanajemen dan perilaku, khususnya pengurus inti dan teras PBNU, yang tidak sesuai dengan nilai itu," kata Abdussalam melalui pesan suara kepada Tempo pada Selasa, 17 Desember 2024.
Daniel A. Fajri, Hanaa Septiana, dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Kubu Pro dan Kontra Muktamar Luar Biasa NU Sama-sama Keras, Pengamat Minta Kiai Netral dan Dituakan Turun Tangan