Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Setahun Pandemi Covid-19, Ini Kelakar Pejabat Indonesia Soal Corona

Hari ini, 2 Maret 2021, genap setahun Indonesia menghadapi pandemi Covid-19. Setahun ini dihitung persis ketika Presiden Jokowi umumkan kasus pertama,

2 Maret 2021 | 05.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas kesehatan Rumah Sakit COVID-19 Wisma Atlet berjalan membawa kotak obat pasien di Jakarta, Jumat 26 Februari 2021. Berdasarkan data per Jumat (26/2/2021) pukul 08.00 WIB, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di RS Wisma Atlet tersebut sebanyak 4.459 orang dengan keterisian tempat tidur di RS Wisma Atlet sebanyak 74 persen dari 5.994, sehingga yang tersisa sebanyak 26 persen atau 1.535 tempat tidur. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 2 Maret 2021, genap setahun Indonesia menghadapi pandemi Covid-19. Angka setahun pandemi ini dihitung persis ketika Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan kasus pertama Covid-19 di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020, total pasien yang telah terjangkit virus Corona per 28 Februari 2021 telah mencapai 1.334.634 kasus.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebelum muncul kasus pertama, virus Corona dianggap enteng bahkan menjadi bahan candaan sejumlah pejabat di tanah air. Berikut sejumlah pernyataan para pejabat yang telah dirangkum.

1. Perizinan di Indonesia Berbelit-belit

Pada 15 Februari 2020, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud Md pernah menyampaikan candaan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto terkait virus corona yang belum masuk Indonesia. Dalam unggahan foto bersama Airlangga, Mahfud menuliskan:

"Alhamdulillah 243 WNI yang pulang dari Wuhan dan diobervasi 14 hari di Natuna dinyatakan bersih dari corona. Dalam kelakarnya, Menko Perekonomian Airlangga bilang 'Karena perizinan di Indonesia berbelit-belit maka virus corona tak bisa masuk. Tapi omnobis law tentang perizinan lapangan kerja jalan terus'."

2. Masyarakat Indonesia Kebal karena Doyan Nasi Kucing

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pernah berkelakar bahwa virus corona tidak ditemukan di Indonesia karena masyarakatnya memiliki kekebalan tubuh yang didapat dari kegemaran memakan nasi kucing.

"Tapi (ini) guyonan sama Pak Presiden ya, insya Allah ya, (virus) COVID-19 tidak masuk ke Indonesia karena setiap hari kita makan nasi kucing, jadi kebal," kata Budi Karya dalam peringatan Hari Pendidikan Tinggi Teknik (HPTT) ke-74 di Grha Sabha Pramana, UGM, Yogyakarta, pada 17 Februari 2020.

3. Susu Kuda Liar Bisa Tangkal Virus Corona

Pada 11 Maret 2020, Gubernur NTB Zulkieflimansyah menyebut susu kuda liar dipercaya masyarakat NTB sebagai penangkal virus Corona atau Covid-19.

Ia menceritakan, ketika mengunjungi desa-desa di NTB, penduduk setempat nampak santai menyikapi virus Corona yang sedang mewabah. "Saya kadang penasaran, kenapa mereka tidak begitu panik bahkan senyum-senyum saja. Ternyata kata mereka, 'kami daya tahan tubuhnya kuat, staminanya bertambah tiap hari karena minum susu kuda liar'," ujar Zulkieflimansyah.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin juga ikut menanggapi pernyataan Zulkieflimansyah. "Ternyata di sini ada yang bisa menangkal corona yang ditawarkan Pak Gubernur, yaitu susu kuda liar," kata Ma'ruf.

4. Virus Corona Tak Kuat dengan Cuaca Indonesia

Anak buah Presiden Jokowi lainnya yang berkelakar soal Corona adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Ia mengatakan bahwa virus corona alias Covid-19 diperkirakan tidak kuat dengan kondisi cuaca Indonesia. "Dari hasil modelling, cuaca Indonesia di ekuator yang panas dan humidity tinggi maka untuk Covid-19 itu enggak kuat," ujar dia dalam konferensi video, Kamis, 2 April 2020.

5. Corona Seperti Istri

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud Md meluruskan perdebatan soal wacana hidup ‘new normal’ berdamai dengan Covid-19 yang akan dicanangkan pemerintah.

Sederhananya, kata Mahfud, ‘new normal’ ini merupakan kenormalan yang baru di luar kebiasaan sebelumnya. Ibarat orang baru menikah, kata Mahfud, maka seseorang harus membiasakan diri hidup serumah dengan pasangannya.

“Saya kemarin mendapat meme dari Pak Luhut (Menko Kemaritiman) itu begini, ‘Corona is like your wife. In easily you try to control it, then you realize that you can't. Then, you learn to live with it’,” ujar Mahfud menceritakan, dalam sambutannya di acara Halal bi Halal IKA UNS yang disiarkan di kanal Youtube  Universitas Negeri Sebelas Maret, Selasa, 26 Mei 2020.

Dalam bahasa Indonesia, kata Mahfud, Corona itu ibarat istri yang ketika seseorang mau menikahinya, dia berpikir bisa menaklukannya. “Tapi sesudah menjadi istrimu, kamu ternyata tidak bisa menaklukannya. Lalu, kemudian kamu berdamai dan hidup bersamanya," katanya soal new normal di tengah Pandemi Covid-19.

 

Friski Riana

Friski Riana

Lulus dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana pada 2013. Bergabung dengan Tempo pada 2015 di desk hukum. Kini menulis untuk desk jeda yang mencakup isu gaya hidup, hobi, dan tren. Pernah terlibat dalam proyek liputan Round Earth Media dari International Women’s Media Foundation dan menulis tentang tantangan berkarier para difabel.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus