Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Soal Ekonomi Kebodohan Prabowo, Ini Kata Timses Jokowi

Dalam salah satu pidatonya, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menyebut Indonesia tengah mempraktikkan sistem ekonomi kebodohan.

15 Oktober 2018 | 15.48 WIB

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani dalam Seminar Nasional Peran Serta Dunia Usaha Dalam Membangun Sistem Perpajakan dan Moneter di Kempinski Grand Indonesia Ballroom. Jakarta, 14 September 2018. TEMPO/Candrika Radita Putri
Perbesar
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani dalam Seminar Nasional Peran Serta Dunia Usaha Dalam Membangun Sistem Perpajakan dan Moneter di Kempinski Grand Indonesia Ballroom. Jakarta, 14 September 2018. TEMPO/Candrika Radita Putri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma'ruf, Rosan Roeslani mengatakan pernyataan Prabowo Subianto ihwal economics of stupidity atau ekonomi kebodohan merupakan sebuah persepsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Menurut Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) itu, saat ini pemerintah telah mengidentifikasi berbagai masalah ekonomi sekaligus menyiapkan solusi atas segala permasalahan tersebut. "Presiden Jokowi bekerja dengan action oriented. Berbicara ekonomi tidak bisa berdasarkan perasaan atau dengar-dengar saja, semua harus dengan data," kata Rosan di Posko Cemara, Jakarta pada Senin, 15 Oktober 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kritik calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto terhadap calon presiden inkumben Jokowi terkait isu ekonomi diungkapkan saat berpidato dalam Rapat Kerja Nasional Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin di Pondok Gede, Jakarta, beberapa hari lalu.

Dia menyebut sistem ekonomi di Indonesia saat ini tidak berjalan dengan benar. Prabowo juga menilai sistem ekonomi yang berjalan sudah lebih parah dari paham neoliberalisme yang dianut oleh Amerika Serikat. Sebab, kata dia, angka kesenjangan sosial masyarakat Indonesia semakin tinggi. Bahkan, ia menyebut Indonesia tengah mempraktikkan sistem ekonomi kebodohan.

"Ini menurut saya bukan ekonomi neoliberal lagi. Ini lebih parah dari neolib. Harus ada istilah, ini menurut saya ekonomi kebodohan. The economics of stupidity. Ini yang terjadi," ujar Prabowo dalam pidatonya di acara itu.

Menurut Rosan, tantangan ekonomi Indonesia memang masih banyak. Salah satunya dalam hal peningkatan daya saing. Beberapa permasalahan yang diidentifikasi, suku bunga yang masih tinggi, produktivitas rendah, dan regulasi yang masih belum business friendly. "Tapi kan kita sedang bergerak menuju solusi agar lapangan pekerjaan tercipta luas. Kita bergerak kesana," ujar dia.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus