Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Hukum Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud Md, Todung Mulya Lubis, mengatakan pencopotan baliho bukan baru sekali dialami pasangan nomor urut 3 itu. Todung mengatakan pencabutan alat peraga kampanye itu sudah terjadi sejak awal kampanye.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ketidak-fair-an yang kami hadapi itu bukan sekali ini. Kami sudah melihat rentetan tidak netral terjadi sejak kampanye ini dimulai. Malah sebelum kampanye ini dimulai kami sudah melihat itu," kata Todung dalam keterangan pers di Sekretariat TPN Ganjar-Mahfud, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 16 Desember 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketidaknetralan itu, dalam penuturan Todung, bukan hanya pencabutan 70 spanduk yang terjadi di Banten. "Jadi tidak terbatas pada pencopotan 70 baliho di Banten," tutur Todung, kepada wartawan.
Menurut dia, selain pencabutan itu, terjadi pemasangan baliho Ganjar-Mahfud di tempat-tempat yang dilarang. Baliho itu bukan dipasang oleh tim pemenangan nomor 3. "Nah kami semakin khawatir, curiga, bahwa ada satu kekuatan yang tidak ingin Ganjar Mahfud muncul sebagai pemenang dalam pilpres ini," katanya.
Dia menjelaskan, satu "kekuatan" itu bukan hanya menginginkan Ganjar-Mahfud tidak menang, tapi juga menginginkan tidak ada hambatan memenangkan paslon-paslon yang didukung oleh kelompok yang melakukan tindakan pelanggaran hukum dan pelanggaran etika. "Termasuk pencopotan baliho itu," ucap dia.
Todung mengatakan, tak perlu menerangkan secara spesifik siapa yang berada dalam satu kelompok "kekuatan" yang digerakkan itu. Dia menuturkan bahwa semua orang punya akal sehat membaca tindakan tersebut. "Kami semua bisa membaca itu," tutur dia.
Peristiwa pencopotan baliho itu merupakan sebuah tindakan yang dilakukan tanpa diketahui siapa pelakunya. "Saya tidak hanya membaca apa yang tertulis gitu. Tapi read what between the lines. Atau kalau mau lebih jauh lagi, di belakang yang ditulis itu apa," ucap dia. "Nah Anda bisa simpulkan. Tidak sulit kan menyimpulkan semacam itu."
Komentari pernyataan Prabowo 'Ndasmu Etik'
Dalam keterangan pers tersebut, Todung pula menyentil ucapan capres Prabowo Subianto tentang "ndasmu etik. Prabowo mengucapkan frasa bernada ejekan itu saat dalam forum Rapat Koordinasi Nasional Partai Gerindra pada Jumat, 15 Desember 2023.
"Soal ucapan etika, ucapan 'ndasmu etik' itu, buat saya simpel. Kita ingin berpolitik dengan santun, dan menggunakan bahasa-bahasa santun," ujar dia.
Todung menjelaskan bahwa, tidak mempersoalkan ucapan Menteri Pertahanan yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka, ditujukan ke siapa. Dia menegaskan supaya para capres berpolitik dengan berbahasa santun. "Itu yang kita inginkan dalam Pemilu dan Pilpres ini