REAKSI masyarakat terhadap rencana TV berwarna memang santer
--lebih dari biasa. Tapi pemerintah nampaknya jalan terus,
dengan penjelasan: hanya peralatan Studio Jakarta saja yang
disiapkan untuk menyiarkan TV berwarna, yakni khusus untuk
siaran ibukota Jakarta dan sekitarnya. Siaran itu masih bisa
ditangkap pesawat penerima TV hitam-putih. Di depan Komisi I DPR
Kamis pekan lalu, Menteri Mashuri juga menjelaskan, bahwa
pemerintah telah merumuskan sistem peralatan yang "memenuhi
standard profesionil". Maksudnya, peralatan yang umum digunakan
untuk siaran TV-di mana saja, di negeri maju atau berkembang.
Peralatan itu harus mungkin untuk dikembangkan, bila kelak sudah
saatnya mengembangkan siaran TV berwarna. Satu masalah pokok
yang dikemukakan Menteri Penerangan ialah: pemerintah baru
mengubah peralatan siaran di studio, menjadi untuk siaran
berwarna, sebab peralatan siaran itu yang kini umum dipakai.
Peralatan untuk siaran hitam-putih sudah ditinggalkan, walaupun
produksi pesawat penerima hitam-putih masih tetap jalan.
Singkatnya: anda boleh terus dengan pesawat TV hitam-putih di
rumah anda.
Sementara itu, Ketua Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Prof.Bachtiar Rifai di depan Komisi X (Riset) DPR Jum'at pekan
lalu menyatakan, bahwa harga (pesawat penerima) TV berwarna
mungkin akan murah bila semua sudah memakainya. Dewasa ini --
dan untuk masa depan yang lama keadaannya sudah tentu tak begitu
tapi bisa diramalkan bahwa iklan pesawat penerima TV berwarna
akan gencar. Semangat untuk memperoleh benda itu akan makin
kuat. Belakangan ini pesawat penerima TV berwarna bahkan sudah
mulai banyak masuk -- antara lain (atau terutama?) lewat
penyelundupan. Jika diakui bahwa itu barang mewah, yang kini
bisa diharapkan dari studio TVRI hanya: agar dalam siarannya
nanti tak usah ada promosi buat pesawat penerima berwarna. Para
pemasang iklan tentu saja akan lebih senang bila para penonton
lebih banyak yang punya pesawat berwarna. Sebab iklan mereka
akan tambah mencorong. Di Manila suka diselipkan pesan oleh
penyiar: "Acara ini akan lebih semarak bila lewat pesawat
berwarna". Itu gara-gara pemasang iklan juga. Di Jakarta,
mencegah ucapan semacam itu mudah-mudahan tak terlampau sulit
bagi TVRI
Bagaimana di daerah? Tak semuanya merasa tak terlibat dengan
perkara TV berwarna ini. Di Pontianak, misalnya. pemilik pesawat
penerima TV berwarna bisa menyetel antenanya begitu rupa hingga
dapat acara dari Singapura. Meskipun cuma kadang-kadang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini