Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Wabah Corona, Karina Syahna Tetap Mengajar Anak Down Syndrome

Karina Syahna mampu mengasah kepercayaan diri dan kemampuan menari anak-anak down sindrome.

24 April 2020 | 16.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Karina Syahna bersama murid berkebutuhan khusus yang tergabung dalam G-Star tampil di Extra Ordinary Celebration di Singapore pada November 2019. Instagram karinasyahna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wabah corona tak menyurutkan semangat Karina Syahna untuk tetap mengajar anak-anak down syndrome menari. Karina Syahna yang masuk dalam Top 10 Puteri Indonesia 2019, ini sudah enam tahun mengajar anak-anak down syndrome menari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebagaimana anak sekolah yang mesti belajar di rumah melalui media online, Karina Syahna juga menerapkan hal yang sama kepada murid-muridnya. Setiap pagi, Karina sudah terhubung dengan anak-anak down syndrome untuk belajar menari melalui aplikasi Zoom.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Beberapa menit sebelum kelas online dimulai, mereka sudah siap dengan handuk dan botol minum. Mereka ternyata sangat senang dan semangat menari," kata Karina Syahna dalam bincang interaktif Kartini Inklusif yang diadakan Konekin dan Rumah Millenials, Minggu 19 April 2020.

Karina Syahna berfoto bersama anak-anak berkebutuhan khusus. Instagram karinasyahna

Perempuan 25 tahun ini mengajar anak menari anak-anak down syndrome dan cerebral palsy sejak 2014. Awalnya dia diminta sebuah yayasan untuk mengajar enam anak berkebutuhan khusus untuk tampil dalam sebuah pertunjukkan. Persiapan pun dilakukan beberapa bulan sebelumnya.

Karina Syahna yang memiliki keterampilan di bidang menari menganggap ini merupakan sebuah tantangan. Sebab yang harus diajarkan menari adalah anak down syndrome yang harus menerapkan pendekatan berbeda. "Kuncinya adalah kesabaran dan mau melihat serta mengakomodasi kebutuhan masing-masing murid yang berbeda," kata dia.

Perlahan Karina Syahna mampu mengasah kepercayaan diri dan kemampuan menari anak-anak tersebut. "Awalnya saya pikir ini cukup berat, tapi mereka bisa dan senang," kata Karina. Pertunjukan pun sukses, Karina dan murid-muridnya terus melaju dan berhasil tampil di berbagai acara, termasuk Asian Paragames 2018.

Karina Syahna berlatih menari bersama anak-anak down syndrome. Foto: Instagram karinasyahna

Karina yang semula menjadi asisten tari kemudian dipercaya menjadi guru menari bagi anak berkebutuhan khusus. Dari situ, banyak orang tua yang ingin anak mereka bergabung. Dari yang awalnya hanya berjumlah 6 orang, murid Karina Syahna kini mencapai 20 orang.

"Selama pembatasan sosial ini, kami mengadakan latihan melalui kelas online," kata Karina Syahna. Dia pun menyampaikan dua moto hidupnya, yakni tulus dan total. Tulus berarti tak hanya menerima namun juga harus percaya. "Percaya mereka pasti bisa, pasti ada perkembangan, dan percaya segelap apapun pasti ada cahaya," kata dia. Adapun total berarti melakukan semua dengan sungguh-sungguh karena ini bukan hanya mendatangkan kebahagiaan untukmu, tapi juga kebahagiaan bagi orang lain.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus