Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Putu Wijaya 78 Tahun, ini Deretan Karya Sastrawan Asal Tabanan Bali

Putu Wijaya hari ini 78 tahun. Sastrawan ini telah menghasilkan banyak karya dan penghargaan tingkat internasional.

11 April 2022 | 19.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Putu Wijaya adalah seorang penulis Indonesia, yang dianggap oleh banyak orang sebagai salah satu tokoh sastra paling terkemuka di Indonesia. Ia dikenal sebagai penulis serba bisa. Selama menjadi penulis, ia telah mengeluarkan banyak karya, seperti drama, cerpen, esai, novel, dan juga skenario film, pelukis, dan sinetron.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pria bernama lengkap I Gusti Ngurah Putu Wijaya ini lahir pada 11 April 1944 di Tabanan, Bali. Sewaktu muda, Putu Wijaya mengenyam pendidikan dari sekolah rakyat hingga sekolah menengah atas di Bali. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada masa remaja, Putu Wijaya sudah menunjukkan kegemarannya pada dunia sastra. Saat SMP, ia mulai menulis cerita pendek dan beberapa di antaranya dimuat di harian Suluh Indonesia, Bali. 

Setelah lulus SMA, Putu Wijaya melanjutkan pendidikan tinggi di Yogyakarta. Dilansir dari Ensiklopedia Sastra Indonesia, ia melanjutkan studi di Fakultas Hukum, Universitas Gadjah Mada dan mendapat gelar sarjana hukum pada 28 Juni 1969. Selain itu, Putu Wijaya juga belajar di Akademi Seni Drama dan Film (Asdrafi) selama setahun pada 1964.

Setelah tujuh tahun di Yogyakarta, Putu Wijaya pun pindah ke Jakarta. Mengutip buku Telegram (2011) karya Putu Wijaya, di Jakarta ia memulai karier sastranya saat menjadi jurnalis untuk Tempo dan Zaman.  

Karya Sastrawan Putu Wijaya 

Pada 1975, ia mengikuti International Writing Program di Iowa, Amerika Serikat. Kemudian pada 1985, Putu Wijaya berkesempatan bermain dalam Festival Teater Sedunia di Nancy, ia kembali mendapat kesempatan untuk mengikuti kegiatan Festival Horizonte III di Berlin.  Semenjak itu, karier Putu Wijaya dalam bidang drama kian melejit. Ia pun lebih dikenal sebagai penulis naskah drama. 

Selain itu, Putu Wijaya juga dikenal sebagai penulis novel yang memiliki aliran baru.  Novel-novel yang karya Putu Wijaya bercorak kejiwaan dan filsafat. Corak itulah yang kemudian menjadi ciri dari tulisan Putu Wijaya.  Selain menulis naskah drama dan novel, Putu Wijaya juga menulis beberapa cerita pendek (cerpen). 

Dilansir dari laman Alumni UGM, penulis karya sastra ini telah menerbitkan banyak karya terkenal dan bahkan, diadaptasi ke beberapa bahasa lain seperti Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Jepang, Arab, dan Thailand. 

I Gusti Ngurah Putu Wijaya juga dikenal sebagai inspirasi di industri teater tanah air. Berbagai macam karya legendaris Putu Wijaya telah membawa perubahan bagi bangsa, menjadikannya panutan di dunia teater. 

Karya Putu Wijaya

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut karya-karya Putu Wijaya.

Karya Teater: 

  • Admin R YMI (2012-sekarang) 

Skenario Film: 

  • Bayang-Bayang Kelabu (1979) 
  • Sepasang Merpati (1979)
  • Perawan Desa (1980) 
  • Dr Karmila (1981) 
  • Kembang Kembangan (1985) 
  • Ramadhan dan Ramona (1992) 
  • Skenario Sinetron Dukun Palsu (1995) 
  • Nostalgia (2000) 
  • Bukan Impian Semusim (2003) 
  • Drama Dalam Cahaya Bulan (1966) 
  • Lautan Bernyanyi (1967) 
  • Bila Malam Bertambah Malam (1970) 
  • Invalid (1974) 
  • Tak Sampai Tiga Bulan (1974) 
  • Anu (1974) 
  • Aduh (1975) 
  • Dag-Dig-Dug (1976) 
  • Gerr (1986) 
  • Edan (1988) 
  • Hum-Pim-Pah (1992) 

Novel: 

  • Bila Malam Bertambah Malam (1971) 
  • Telegram (1972) 
  • Stasiun (1977) 
  • Pabrik (1976) 
  • Keok (1978) 
  • Byar Pet (Pustaka Firdaus, 1995) 
  • Kroco (Pustaka Firdaus, 1995) 
  • Dar Der Dor (Grasindo, 1996) 
  • Aus (Grasindo, 1996) 
  • Sobat (1981) 
  • Tiba-Tiba Malam (1977) 
  • Pol (1987) Terror (1991) 
  • Merdeka (1994) 
  • Perang (1992) 
  • Lima (1992) 
  • Nol (1992) 
  • Dang Dut (1992) 
  • Cas-Cis-Cus (1995) 

Cerpen: 

  • Es Campur (1980) 
  • Gres (1982) 
  • Protes (1994) 
  • Darah (1995) 
  • Yel (1995) 
  • Blok (1994) 
  • Zig Zag (1996) 
  • Tidak (1999) 
  • Peradilan Rakyat (2006) 
  • Keadilan (2012) 

Penghargaan: 

  • Pemenang penulisan lakon Depsos (Yogyakarta) 
  • Pemenang penulisan puisi Suluh Indonesia Bali 
  • Pemenang penulisan novel IKAPI 
  • Pemenang penulisan drama BPTNI Pemenang penulisan drama Safari 
  • Pemenang penulisan cerita film Deppen (1977) 
  • Tiga buah Piala Citra untuk penulisan skenario (1980, 1985, 1992) 
  • Tiga kali pemenang sayembara penulisan novel DKJ 
  • Empat kali pemenang sayembara penulisan lakon DKJ 
  • Pemenang penulisan esai DKJ 
  • Dua kali pemenang penulisan novel Femina 
  • Dua kali pemenang penulisan cerpen Femina 
  • Pemenang penulisan cerpen Kartini 
  • Hadiah buku terbaik Depdikbud (Yel) 
  • Pemenang sinetron komedi FSI (1995) 
  • SEA Write Award 1980 di Bangkok 
  • Pemenang penulisan esai Kompas 
  • Anugerah Seni dari Menteri P&K, Dr Fuad Hasan (1991) 
  • Penerima Profesional Fellowship dari The Japan Foundation Kyoto, Jepang (1991-1992) 
  • Anugerah Seni dari Gubernur Bali (1993) 
  • Tanda Kehormatan Satyalancana Kebudayaan Presiden RI (2004) 
  • Penghargaan Achmad Bakrie (2007) 
  • Penghargaan Akademi Jakarta (2009)

M. RIZQI AKBAR

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus