Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi hingga kini masih menganalisis sidik jari yang tertinggal di botol bom molotov yang dilempar ke kediaman Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK Laode M. Syarif di Jalan Kalibata Selatan, Jakarta Selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Belum, belum ada hasilnya. Masih terus kami periksa," ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Ahad, 13 Januari 2019.
Dedi menuturkan, dari sidik jari tersebut, nantinya akan diidentifikasi siapa saja yang pernah memegang botol itu. Jika pemilik sidik jari tersebut memiliki kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP, maka akan langsung teridentifikasi.
"Orang itu pasti langsung berhasil diidentifikasi oleh inafis," kata Dedi.
Terkait molotov di rumah Laode, 12 saksi juga telah diperiksa. Selain itu, empat unit CCTV juga sudah diperiksa polisi. Laode sendiri, kata Dedi, sudah memberikan keterangan secara lisan pada kepolisian.
Sampai hari ini, Polri terus melakukan upaya pendalaman kasus teror pada dua pimpinan KPK tersebut. Tim dari Polda Metro Jaya dan Detasemen Khusus 88 Antiteror beserta tim penyidik lainnya masih berupaya melakukan analisis hingga pencarian pelaku.
Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Mohammad Iqbal optimistis pihaknya akan mampu menuntaskan kasus ini. Ia pun mengimbau masyarakat agar memberikan kepercayaan pada polisi dalam mengungkap kasus ini dalam waktu cepat.
"Masyarakat harus juga diberikan edukasi bahwa ini sebuah kriminalitas yang domainnya adalah polisi, tidak usah memframing macam-macam dulu," kata Iqbal.