Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hukum

Polisi Masih Selidiki Sidik Jari Pelaku Teror Pimpinan KPK

Polisi hingga kini masih menganalisis sidik jari yang tertinggal di botol bom molotov yang dilempar ke kediaman Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif.

13 Januari 2019 | 15.21 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Suasana kediaman Ketua KPK Agus Rahardjo yang diduga mendapatkan teror bom pipa palsu yang digantung di pagar rumahnya di Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Bekasi, Rabu, 9 Januari 2019. Aktivitas Agus Rahardjo dan Laode M. Syarif masih berjalan normal seusai mengalami peristiwa teror bom di kediamannya masing-masing. TEMPO/Hilman Fathurrahman W

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Polisi hingga kini masih menganalisis sidik jari yang tertinggal di botol bom molotov yang dilempar ke kediaman Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi  atau KPK Laode M. Syarif di Jalan Kalibata Selatan, Jakarta Selatan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Belum, belum ada hasilnya. Masih terus kami periksa," ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo saat dikonfirmasi, Ahad, 13 Januari 2019.

Dedi menuturkan, dari sidik jari tersebut, nantinya akan diidentifikasi siapa saja yang pernah memegang botol itu. Jika pemilik sidik jari tersebut memiliki kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP, maka akan langsung teridentifikasi.

"Orang itu pasti langsung berhasil diidentifikasi oleh inafis," kata Dedi.

Terkait molotov di rumah Laode, 12 saksi juga telah diperiksa. Selain itu, empat unit CCTV juga sudah diperiksa polisi. Laode sendiri, kata Dedi, sudah memberikan keterangan secara lisan pada kepolisian.

Sampai hari ini, Polri terus melakukan upaya pendalaman kasus teror pada dua pimpinan KPK tersebut. Tim dari Polda Metro Jaya dan Detasemen Khusus 88 Antiteror beserta tim penyidik lainnya masih berupaya melakukan analisis hingga pencarian pelaku.

Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Mohammad Iqbal optimistis pihaknya akan mampu menuntaskan kasus ini. Ia pun mengimbau masyarakat agar memberikan kepercayaan pada polisi dalam mengungkap kasus ini dalam waktu cepat.

"Masyarakat harus juga diberikan edukasi bahwa ini sebuah kriminalitas yang domainnya adalah polisi, tidak usah memframing macam-macam dulu," kata Iqbal.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus