Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

5 Ungkapan Megawati: Batal Pensiun hingga Unek-Unek Kasihan PDIP

Megawati Soekarnoputri mengungkapkan alasannya batal pensiun meski telah berusia 77 tahun

15 Agustus 2024 | 14.53 WIB

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan sambutan usai memberikan surat rekomendasi kepada bakal calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2024. PDI Perjuamgan memberikan surat rekomendasi kepada 305 calon Kepala Daerah dan Calon Wakil Kepala Daerah untuk Pilkada Serentak 2024 yang diantaranya 13 Provinsi dan 292 Kabupaten/Kota. TEMPO/M Taufan Rengganis
Perbesar
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan sambutan usai memberikan surat rekomendasi kepada bakal calon Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di kantor DPP PDI Perjuangan, Jakarta, Rabu, 14 Agustus 2024. PDI Perjuamgan memberikan surat rekomendasi kepada 305 calon Kepala Daerah dan Calon Wakil Kepala Daerah untuk Pilkada Serentak 2024 yang diantaranya 13 Provinsi dan 292 Kabupaten/Kota. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP telah mengumumkan bakal calon kepala daerah yang akan maju dalam Pilkada 2024 di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu 14 Agustus 2024. Acara ini dihadiri langsung oleh Ketua Umum PDIP Megawati Seokarnoputri.

Unek-Unek Megawati

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100


1. Batal Pensiun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Setelah mengumumkan bakal calon kepala daerah yang akan maju dalam Pilkada 2024 di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Megawati Soekarnoputri mengungkapkan alasannya batal pensiun meski telah berusia 77 tahun.

Mulanya Megawati ingin beristirahat dari dunia politik untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. "Kalau orang kan senang banget ya, aku bilang sama Hasto, 'gue pikirin dulu ya, To'. Gue rasanya pengin juga deh kumpul sama keluarga, ini disuruh jadi ketum lagi, ketum lagi," kata Megawati pada Rabu, 14 Agustus 2024, dikutip dari Antara.

2. Kondisi Gawat

Megawati membatalkan niat pensiun lantaran menganggap ada yang ingin mengambil PDIP sebagai kondisi gawat. "Eh begitu dengar ini akan diambil, 'nih kayaknya PDI Perjuangan'. Saya mau jadi ketua umum lagi. Keren apa tidak?" tanya Megawati.

3. Menepis Isu Intimidasi Kapolri

Megawati menepis isu yang menyebut dirinya melakukan intimidasi ke Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Ia menjelaskan, keinginannya berbicara dengan kapolri terkait kondisi belakangan ini, Megawati mengeklaim, ia menerima berbagai laporan mengenai intimidasi dan dugaan aparat yang tidak netral.

Megawati mempertanyakan soal isu yang menuding dia mengintimidasi Kapolri. “Kalau intimidasi, saya tidak ngomong di depan umum. Aku pikir, kenapa tidak boleh ketemu Kapolri? Kapolrinya mau tidak ketemu sama saya? Sampai hari ini tidak ada surat, ‘Ibu Mega yang terhormat’ ayo kita ngobrol. Memangnya nanti saya terus mau ditangkap (dulu) karena mau ketemu Kapolri?” kata Megawati, Rabu, 14 Agustus 2024 dikutip dari Antara

4. "Kasihan deh PDI"

Megawati juga membicarakan soal wacana pembentukan Koalisi Indonesia Maju Plus atau KIM Plus di sejumlah daerah menjelang Pilkada 2024.  

Awalnya Megawati membahas perihal Pilkada 2024 yang menurut dia saat ini terasa berbeda. “Lucu juga deh kalau lihat sekarang Pilkada nih, yang ini enggak boleh sama yang itu, yang itu enggak boleh sama yang ini. Dibuatlah apa namanya ini sekarang (KIM Plus). Aku sampai dengar, lihatin saja,” kata Megawati, Rabu, 14 Agustus 2024.

Megawati mengatakan, partainya saat ini seperti ditinggal sendirian. “Terus saya suka ngomong kepada diri saya sendiri. Kasihan deh PDI Perjuangan, dikungkung, ditelikung, tinggal sendirian begitu,” ujarnya.

5. Jangan Ada TSM

Ketika mengumumkan bakal calon kepala daerah dan wakil kepala daerah di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Megawati memberi selingan dengan membahas  cita-cita kemerdekaan. 
"Sekarang mulai banyak dilupakan, loh, mulai kekuasaan itu diambil bukan untuk yang namanya sebuah kearifan bagi kemaslahatan, kesejahteraan, keadilan, dan perikemanusiaan bagi bangsanya yang disebut rakyat Indonesia," katanya. 

"Jangan ada TSM. Biarkan kita, rakyat itu memilih dengan sukacita. TSM itu terstruktur, sistematis, dan masif," kata Megawati. 
 
SULTAN ABDURRAHMAN | ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus