Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki musim kemarau Pemerintah Provinsi Riau memetakan daerah yang rawan kebakaran untuk mengantisipasi terjadi kebakaran hutan dan lahan atau karhutla. Dikutip dari Antara, Riau merupakan provinsi yang rawan bencana kebakaran hutan dan lahan dengan potensi gambut yang besar yaitu sekitar lebih kurang 54 persen dari total luas Provinsi Riau di Pulau Sumatera.
Sebelumnya, pada 2019 kebakaran hutan dan lahan di Riau tercatat seluas 9.706 hektar. Tahun berikutnya kebakaran meningkat menjadi 1.587,6 hektar di 12 kabupaten dan kota. Kebakaran ini terjadi di Kabupaten Indragiri Hilir dengan luas area terbakar 479,5 hektar, Kuantan Singingi 1,5 hektar, Bengkalis 382 hektare, Siak 174,5 hektare, Dumai 138,9 hektar, Pelalawan 142 hektare, dan Rokan Hilir 60,15 hektare.
Selanjutnya, pada 2022 Karhutla di Riau menurun menjadi 1.219 hektare. Kala itu, Karhutla terluas terdapat di wilayah Kabupaten Rokan Hulu dengan luasan 336 hektare. Setelah itu, Kabupaten Rokan Hilir 187 hektare, Kampar 150 hektare, Bengkalis 150 hektare, Pelalawan 113 hektare, Indragiri Hilir 85 hektare, Indragiri Hulu 79 hektare, Kota Dumai 51 hektare, Kepulauan Meranti 32 hektare, dan Pekanbaru 14 hektare.
Namun pada Juni 2023, seperti dijelaskan dari mediacenter.riau.go.id, Riau hanya memiliki 24 titik panas atau hotspot dengan luas lahan terbakar 105,05 hektare. Luasan ini tersebar di Kabupaten Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kepulauan Meranti, Kampar dan Kota Dumai.
Saat ini kebakaran hutan dan lahan di Riau, Sebagian besar kebakaran terjadi di lahan gambut milik masyarakat dengan jenis tanaman semak belukar. Penyebab kebakaran lahan adalah disengaja untuk pembukaan lahan perkebunan dan pertanian.
Berikut tujuh daerah rawan karhutla di Provinsi Riau.
1. Rohil
Dikutip dari bpbd.riau.go.id, jumlah desa rawan Karhutla di Riau paling banyak ditemukan di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) sebanyak 35 desa. 2019 silam bencana Karhutla di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil) telah menghanguskan 1.152 hektare lahan maupun hutan. Sementara pada 2018, kebakaran lahan dan hutan di Rohil telah menghanguskan 1.640 hektar dengan 24 kasus.
Dilansir dari bnpb.go.id, hal ini disebabkan wilayah Rokan Hilir masuk dalam kategori kawasan yang mudah terbakar. Di samping itu, BMKG juga menyatakan bahwa wilayah Rokan Hilir memiliki curah hujan rata-rata antara 100-200 milimeter.
2. Bengkalis
Bengkalis memiliki lahan gambut dengan kedalaman 2-6 meter. Hal ini menyebabkan luas karhutla selama Januari hingga April 2023, mencapai 200 hektare yang tersebar di 24 desa. Selain itu, pada 19 April 2023 luas karhutla di perbatasan kabupaten, Desa Tanjung Leban, Kabupaten Bengkalis tercatat 50 hektare. Begitu juga pada 2020 yang terpantau sekitar 33 hektar.
3. Kampar
Meski tak banyak memiliki lahan gambut,Kabupaten KAmpar masuk daerah rawan karhutla. Dikutip dari bnpb.go.id, Kampar sempat mengalami Karhutla seluas 11 hektar. Hal ini disebabkan Kampar memiliki titik panas atau hotspot yang berpotensi terjadinya Karhutla tingkat sedang hingga tinggi di 21 kecamatan.
4. Rokan Hulu
Rokan Hulu atau Rohul sempat mengalami Karhutla seluas 100 hektar. Hal ini disebabkan kedalaman gambut hingga 10 meter menyebabkan api dengan cepat merambat. Kebakaran lahan ini terjadi di daerah perbatasan antara Kabupaten Bengkalis dan Siak tepatnya di KM 28 Desa Pauh, Kecamatan Bonai Darussalam, dilansir dari mediacenter.riau.go.id.
5. Meranti
Kabupaten meranti memiliki gambut yang cukup dalam. Pada 2017 silam Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Meranti mencatat 12 hektar lahan gambut di Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebing Tinggi Barat hangus terbakar. Tak hanya itu, pada 2023 wilayah pesisir Provinsi Riau ini terpantau rawan Karhutla di 14 desa.
6. Kota Dumai
Kota Dumai terpantau memiliki 228 titik hotspot terhitung sejak 1 Januari sampai dengan 5 Juni 2023. Sebelumnya Kota Dumai juga sempat mengalami kebakaran lahan gambut seluas 18 hektar dengan vegetasi semak belukar di Kelurahan Bangsal Aceh Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai.
Pilihan Editor: Teknologi Modifikasi Cuaca di Riau Buahkan Hasil Tambah Curah Hujan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini