Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

7 Persiapan Penyandang Disabilitas Sebelum Travelling

Untuk penyandang disabilitas yang hendak plesiran, ada beberapa hal yang mesti disiapkan supaya kegiatan wisata berjalan dengan baik.

24 Agustus 2018 | 07.14 WIB

Sejumlah pelajar penyandang Tunanetra dari SD Yayasan Mitra Netra didampingi Mahasiswa Bidik Misi Universitas Indonesia melakukan kunjungan Nonvisual di Museum Gajah, Jakarta Pusat, Kamis (19/6). TEMPO/Dian Triyuli Handoko
Perbesar
Sejumlah pelajar penyandang Tunanetra dari SD Yayasan Mitra Netra didampingi Mahasiswa Bidik Misi Universitas Indonesia melakukan kunjungan Nonvisual di Museum Gajah, Jakarta Pusat, Kamis (19/6). TEMPO/Dian Triyuli Handoko

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Perjalanan wisata dapat dilakukan oleh siapapun, termasuk penyandang disabilitas dari beragam jenis disabilitas. Tentunya perjalanan akan terasa menyenangkan bila dipersiapkan dengan baik.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca juga:
Tunanetra Nonton Asian Games 2018, Beli Tiket Sampai ke Stadion
Yang Harus Dicermati Maskapai Saat Melayani Penumpang Disabilitas

Untuk penyandang disabilitas yang hendak plesiran, ada beberapa hal yang mesti disiapkan supaya kegiatan wisata berjalan dengan baik. Berikut ini beberapa tips perjalanan wisata bagi penyandang disabilitas yang ingin travelling:

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

1. Membawa dan menunjukkan alat penunjang identitas penyandang disabilitas
Beberapa traveller Tunanetra selalu membawa tongkat, terutama ketika berkunjung ke tempat tempat yang sudah memiliki akses untuk disabilitas. Salah satunya Singapura. "Saat di Bandara Changi, kami langsung disambut petugas ketika mengeluarkan tongkat sejak keluar dari pesawat," ujar seorang traveller Tunanetra, Hadiyanti Ramadhani.

Menurut dia, akses di Bandara Changi sangat baik. Mulai dari tersedianya lantai blok pengarah tongkat Tunanetra, hingga telepon umum untuk little people dengan tinggi sekitar 50 sentimeter.

2. Siapkan itinerary jauh lebih matang dari perjalanan yang dilakukan oleh Traveller pada umumnya
Melakukan perjalanan wisata bagi penyandang disabilitas, berarti mengeluarkan ongkos dua kali lipat lebih besar. Sebab, ada beberapa penyandang disabilitas yang alat penunjangnya terkadang tidak dapat dibawa ke tempat tujuan wisata.

Konsekuensinya, beberapa alat penunjang harus disewa di tempat tujuan. Salah satunya adalah kursi roda. Beberapa tempat tujuan wisata menyediakan kursi roda secara gratis. Namun masih banyak pula tempat wisata yang belum sadar sehingga tidak menyediakan atau menyewakan kursi roda bagi pengunjung berkebutuhan khusus.

3. Pilih destinasi wisata yang sudah ramah penyandang disabilitas
Destinasi wisata yang ramah untuk penyandang disabilitas biasanya daerah yang menyediakan wisata urban, seperti wisata arsitektur, wisata kuliner, atau wisata perkotaan. Untuk destinasi alam, pilih daerah pantai yang landai di mana penyandang disabilitas aman dalam melakukan mobilitasnya.

4. Tidak memilih destinasi wisata dengan kontur tanah atau medan yang ekstrem
Penyandang disabilitas tetap dapat berwisata ke daerah pegunungan asalkan tidak memiliki medan tempuh yang ekstrem, misalnya harus melewati sungai dengan jembatan sempit atau kontur tanah yang licin dan terjal yang berbahaya. "Kalau mau menantang adrenalin bisa melakukan kegiatan outbond khusus penyandang disabilitas," ujar traveller penyandang disabilitas netra, Santi Puspitadewi.

Salah satu kegiatan outbond yang bisa menjadi rujukan adalah kegiatan yang diadakan lembaga Outbond Indonesia. Lembaga ini menyediakan kegiatan outbond untuk beragam disabilitas dan pesertanya dikelompokkan secara acak. Dengan begitu, setiap peserta bisa saling berkomunikasi dan bekerjasama.

Selanjutnya: Pilih penginapan dan pendamping

5. Pesan penginapan jika terpaksa singgah
Saat pemesanan, penyandang disabilitas dapat mempertimbangkan kondisi serta fasilitas yang tersedia. Fasilitas yang dipilih tentu yang dapat menunjang mobilitas dan kebutuhan penyandang disabilitas, misalnya akses dari kamar tidur ke kamar mandi. Bagi wisatawan Tunanetra dan pengguna kursi roda, sebaiknya tidak memilih penginapan dengan kamar tidur atau kamar mandi yang hanya dapat diakses melalui anak tangga. Komunikasikan keadaan diri kepada pemilik penginapan sebelum memesan.

6. Susun jadwal dengan rentang waktu yang agak panjang
Selain merencanakan perjalanan, penyandang disabilitas harus mempersiapkan akses untuk diri sendiri sebelum melakukan perjalanan, misalnya dengan menyiapkan alat penunjang sebelum berangkat. Terkadang persiapan akses ini membutuhkan waktu yang cukup lama karena harus diperhitungkan secara matang.

Contoh, saat memilih akses kendaraan umum di tempat tujuan wisata. Penyandang disabilitas harus memahami lebih dulu jalur serta kondisi penyedia jasa angkutan yang dapat mengakomodasi alat penunjang penumpang berkebutuhan khusus. Terkadang ada transportasi umum yang menyediakan tempat bagi penumpang berkebutuhan khusus, namun dengan jadwal yang tidak menentu. Konsekuensinya, penyandang disabilitas harus menunggu lebih lama dibandingkan penumpang pada umumnya.

7. Pilih dan ajak pendamping yang mengerti kondisi penyandang disabilitas
Banyak orang yang rela menjadi pendamping penyandang disabilitas ketika melakukan perjalanan wisata, namun tidak semua mengerti dan dapat memperlakukan penyandang disabilitas dengan tepat.

Ada pula pendamping yang pengertian, tapi belum memiliki kapasitas yang cukup untuk menjembatani kebutuhan penyandang disabilitas. Misalnya, tidak cukup kuat untuk menunjang mobilitas penyandang disabilitas saat di tujuan wisata.

Sebab, selain menuntun atau mendorong kursi roda, pendamping terkadang juga harus ikut membantu membawakan barang-barang milik penyandang disabilitas. Sebab itu, perlu kekuatan mental dan fisik untuk menjadi pendamping disabilitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus