Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penjabat Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan sebanyak 9,2 juta orang akan menjadi penerima manfaat program Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Jakarta. Program ini mulai diluncurkan Senin, 10 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Nah, ini sebenarnya untuk pemeriksaan kesehatan gratis ini kado bagi yang ulang tahun. Kami juga nanti harus layani sekitar 9,2 juta (orang)," kata Teguh saat melakukan peninjauan langsung di Puskesmas Tebet, Jakarta Selatan, pada Ahad, 9 Februari 2025. Sebelumnya, Teguh juga melakukan peninjauan di Puskesmas Tanah Abang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan hasil simulasi, setiap orang rata-rata membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk menjalani pemeriksaan kesehatan ini. Karena itu, ia berujar kuota untuk per harinya dibatasi sebanyak 30 orang. Pemerintah ProvinsiJakarta, kata Teguh, akan memberikan dukungan berupa bahan medis habis pakai (BMHP). "Sebenarnya anggaran itu nanti dari pusat ya, dari APBN. Namun untuk dari awal ini kami support dari sisi bahan medis habis pakai," kata dia.
Menurut Teguh, masyarakat yang memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) dari luar Jakarta tetap bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan gratis di Jakarta. Syaratnya, mereka harus mengunduh aplikasi Satu Sehat Mobile, memilih fasilitas kesehatan yang diinginkan, dan menentukan tanggal pemeriksaan.
Pemeriksaan ini, kata Teguh, berlaku bagi masyarakat yang berulang tahun hingga 30 hari setelahnya. Namun, bagi yang lahir antara Januari hingga Maret, layanan pemeriksaan kesehatan gratis dapat digunakan hingga bulan April. "Dan dari bayi usia dua hari, dua kali 24 jam, sampai mereka yang usianya lansia, kita layani," kata dia.
Teguh pun menyatakan seluruh puskesmas di Jakarta siap melaksanakan program pemeriksaan kesehatan gratis besutan Presiden Prabowo Subianto ini. Pada tahap awal, program ini akan berlangsung di 44 puskesmas, dengan 292 puskesmas pembantu jika diperlukan fasilitas kesehatan tambahan. "Untuk 44 puskesmas, dari sisi jajaran, SDM-nya insyaallah kita siap, dari sisi sarpras (sarana dan prasarana)," kata dia.
Teguh mengatakan ia telah memeriksa kesiapan puskesmas dalam program ini, mulai dari masyarakat datang hingga nantinya melakukan pemeriksaan. Ia juga berujar bahwa setelah selesai diperiksa, masyarakat akan mendapatkan edukasi dari pihak puskesmas. "Kami ingin memastikan kondisi seperti ini, sampai kemudian ada semacam screening, pemeriksaan, dari loket ke loket, dari ruangan ke ruangan sampai selesai, sampai kepada edukasinya," kata dia.
Ia berharap program ini dapat berperan dalam deteksi dini berbagai penyakit yang mungkin diderita masyarakat. Melalui pemeriksaan ini, kata Teguh, tidak hanya dapat ditemukan penyakit lebih awal, tetapi juga diberikan panduan mengenai pengobatan yang tepat serta edukasi tentang cara menjaga kesehatan secara mandiri. "Bagaimanapun juga, Jakarta adalah barometer, dan kita harapkan juga bisa menjadi role model karena puskesmas kita sudah terintegrasi dengan layanan primer. Jadi sudah bagus," ujarnya.
Pilihan Editor: Kemenag Terbitkan Regulasi untuk Cegah Kekerasan di Pesantren