Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Akhirnya suara itu terdengar juga: tik..., tik..., tik.... Letnan Kolonel Maman Firmansyah, Komandan Kapal Republik Indonesia (KRI) Fatahillah, segera tanggap. “Itu bunyi kotak hitam Adam Air,” ujarnya, Senin pekan lalu
Misi pencarian reruntuhan Adam Air yang hilang pada 1 Januari lalu tuntas. Tinggal mencari cara menaikkan kotak hitam untuk mengetahui penyebab petaka yang menewaskan 102 orang itu. Menteri Perhubungan Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah bakal meminta bantuan Amerika Serikat. ”Sedang dijajaki,” ujarnya.
Adalah KRI Nala penemu lokasi itu dua pekan sebelumnya. Ketika menyisir perairan Majene, kapal mendeteksi pantulan sonar mencurigakan. Maman, pemimpin pencarian Adam Air di laut segera mendatangi Nala bersama kapal perang lainnya.
Sonar ditebar lagi. Namun sinyal pantulnya lemah. Laut terlalu dalam, sekitar 2.000 meter. Ia memerintahkan sonar di KRI Kerapu dibawa menyelam. Di kedalaman 20 meter, sinyal cukup kuat menunjukkan reruntuhan. Ia memerintahkan penyelamnya naik. ”Sekali cukup. Saya tidak mau anak buah saya jadi santapan ikan,” ujarnya.
Kapal Mary Sears pun dikontak. Besoknya, kapal ini memastikan reruntuhan itu Adam Air, sekaligus kotak hitamnya. Tiga hari kemudian, Hatta mengumumkan temuan ini. ”Karena Mary Sears ingin memastikan bahwa itu benar kotak hitam Adam Air,” ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo