Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Bahas Takdir Tuhan, Ma'ruf Amin Berseloroh Ingin Jadi Anak Presiden Jika Diizinkan

Ma'ruf Amin bercerita perjalanannya di MUI sampai menjadi wakil presiden. Dimulai dari jabatannya yang paling bawah.

1 Juni 2024 | 14.26 WIB

Wakil Presiden Ma'ruf Amin berbincang dengan delegasi Arab Saudi pada keberangkatan jamaah calon haji di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat 31 Mei 2024. Dalam kunjungan tersebut Wakil Presiden Maruf Amin meninjau langsung proses pelayanan Makkah Route untuk jamaah calon haji. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho.
Perbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin berbincang dengan delegasi Arab Saudi pada keberangkatan jamaah calon haji di Bandara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat 31 Mei 2024. Dalam kunjungan tersebut Wakil Presiden Maruf Amin meninjau langsung proses pelayanan Makkah Route untuk jamaah calon haji. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma’ruf Amin berseloroh ingin lahir sebagai anak presiden jika Allah memberikan pilihan. Dalam pidatonya di pembukaan Ijtima Ulama VIII Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), ia menjelaskan soal takdir. Di mana, manusia tak bisa memilih status orang tuanya saat dilahirkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Orang tidak bisa milih siapa bapaknya, siapa ibunya. Kalau bisa milih, bisa saja. Saya ingin jadi anak presiden. Tapi kan, enggak bisa," kata Ma’ruf dikutip dari YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia, Sabtu, 1 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Ketentuan lain yang tidak bisa dipaksa oleh manusia adalah bentuk tubuh mereka saat dilahirkan. Ia menyebut manusia tak bisa memilih berkulit putih atau hitam sejak lahir. Lalu, berhidung mancung atau pesek.

Dalam forum itu, Ma’ruf bercerita perjalanannya di MUI sampai menjadi wakil presiden. Dimulai dari jabatannya yang paling bawah, yakni anggota, wakil, ketua, ketua yang membidangi fatwa, wakil ketua umum, sampai ketua umum. “Sekarang satu, menjadi ketua dewan pertimbangan,” ucapnya.

Ia berharap ada ketua komisi fatwa MUI yang mengikuti jejaknya hingga terpilih menjadi wakil presiden. Bahkan kalau perlu, bisa jadi presiden. Ia ingin pengalaman itu bisa dijadikan contoh bagi anggota MUI. “Ada enggak yang begitu? Kalau enggak, enggak bisa jadi wakil presiden kalau begitu. Kayaknya enggak ada tuh,” ujarnya disambut tawa para peserta acara.

Meski demikian, ia mengingatkan jika ada hal yang tidak dipaksakan termasuk keimanan seseorang. Allah saja, kata dia, tak membolehkan manusia memaksa hamba-Nya. Alih-alih hanya menciptakan malaikat yang selalu taat, Allah menciptakan manusia dengan kebebasan memilih jalan hidupnya.

“Di dalam memilih jalan hidup, Allah tidak memaksa. Supaya mereka memilih beriman dengan ikhtiar dan ketaatan dengan pilihanya sendiri. Supaya datang kepada tuhannya, dengan ketaatan yang berdasarkan kecintaan,” tuturnya.

Oleh karena itu, Allah memberikan pilihan manusia untuk beriman atau tidak beriman. Dengan beriman maka manusia akan masuk surga. Namun, untuk masuk surga pun Allah memberikan pilihan langsung dan tidak langsung. 

“Sekarang suruh milih, mau langsung atau tidak langsung? Nah mangkanya supaya langsung komisi fatwa memberi fatwa-fatwa. Ini jalan langsung. Yang enggak milih yang tidak langsung boleh saja, dibakar dulu, dipanggang dulu di neraka. Pilih saja,” ucap Ma’ruf.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus