Belum kenal sawah

KABUPATEN Sintang setiap tahun selalu kekurangan 7000 ton beras. Baru tahun anggaran 1976/1977 ini akan tersenggol program Bimas. Dengan subsidi buat 1.145 desanya -- tahun lewat cuma 270 desa - program tersebut akan memasuki desa-desa kawasan Bupati drs. Saleh Ali. Tentu saja sang Bupati repot menyiapkan 3 kompleks persiapan sawah yang akan ditingkatkan jadi BUUD. Yaitu daerah Kelam, meliputi areal seluas 600 Ha, Batu Ampar 500 Ha dan daerah Kotabaru 500 Ha. Tambah jumlah areal sawah yang tersebar di 18 Kecamatan yang luasnya tak kurang 100 Ha. Tak cuma itu kerepotan sang Bupati. Sebab tak kurang memusingkan benaknya ialah bab tenaga penyuluh pertanian. "Minimum setiap kecamatan seorang tenaga penyuluh", pintanya kepada atasannya di Pontianak. Tapi ternyata yang mampu dipenuhi Pemda Kalimantan Barat tak lebih dari seorang penyuluh untuk seluruh Kabupaten Sintang. "Bagaimana mungkin harapan Pemda Kalbar berupa pengadaan pangan yang cukup, bahkan kalau bisa surplus, akan terjangkau", gerutu Saleh Ali. Padahal Bupati Saleh Ali mengumbar janji buat menopang permintaan tenaga penyuluh tersebut. "Kalau ada petugas PPL yang ditempatkan di daerah kami, akan kami usahakan sebuah rumah tinggal yang sederhana", begitu ucap sang bupati. Sebab tampaknya tenaga tersebut memang mutlak bagi kawasannya yang penduduknya kebanyakan "belum mengerti apa itu sawah". Bahkan Saleh Ali sering kewalahan menerima pertanyaan dari para kepala kampungnya. "bentuk sawah itu bagaimana ya, pak?" Bupati tak tinggal menggerutu. Ia punya rencana. Kalau sampai waktu yang dibutuhkan tenaga itu tak juga muncul, Bupati akan mengambil langkah menurut caranya sendiri. Bagaimana? "Daerah yang ada petugas dinas pertanian dan Camat serta pegawai-pegawai akan kami kerahkan bergantian, untuk memberi sekedar petunjuk kepda orang-orang kampung". Lumayan. ketimbang tak ada cara lain.