Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan belum semua korban gempa dan tsunami Palu teridentifikasi. Jenazah-jenazah korban yang telah dimakamkan secara massal diidentifikasi dengan proses yang sangat sederhana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hanya foto wajahnya dan ada ciri-ciri khusus di tubuh karena proses DVI (Disaster Victim Identification) lama," kata Soetopo saat konferensi pers di gedung BNPB, Jakarta, Senin 1 Oktober 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Soetopo mengatakan semua data korban, baik yang telah teridentifikasi secara detail maupun tidak, berada di Polda Sulawesi Tengah di Palu. "Sampai saat ini posko BNPB belum menerima nama-nama korban," ujarnya.
Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, diguncang gempa berkekuatan 7,7 SR pada Jumat sore, 28 September 2018. Skala gempa ini kemudian dimutakhirkan menjadi 7,4 SR. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa berada di 0.18 Lintang Selatan dan 119.85 Bujur Timur atau 27 kilometer timur laut Donggala, Sulawesi Tengah. Gempa juga disertai tsunami setinggi 1,5-2 meter.
Hingga Senin, 1 Oktober 2018 pukul 13.00, data resmi dari BNPB menyatakan korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami Palu itu mencapai 844 jiwa. Dari angka itu, 821 di antaranya adalah penduduk Palu dan baru 744 teridentifikasi.