Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga riset Lingkaran Survei Indonesia atau LSI Denny JA membuat analisis terhadap sejumlah program maupun rencana kebijakan yang digarap oleh pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada 100 hari kerja. Peneliti senior LSI Denny JA Ardian Sopa mengatakan program Makan Bergizi Gratis menempati posisi pertama yang mendapatkan nilai positif.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Jadi top 9 program Prabowo-Gibran yang pertama adalah ranking 1 positif dengan skor 8,4 dari skala 1 dengan 9 adalah program makan bergizi gratis," kata Ardian dalam konferensi pers perilisan hasil survei, dipantau secara daring di YouTube LSI Denny JA Official, pada Sabtu, 25 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ardian menjelaskan bahwa program makan bergizi gratis mendapatkan nilai positif tertinggi karena dianggap dapat membantu mengurangi angka stunting dan malnutrisi, yang merupakan masalah kronis di Indonesia. Selain itu, program ini juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan permintaan produk pangan lokal.
"Alasan lainnya meningkatkan kualitas generasi mendatang dengan kesehatan yang lebih baik," ujarnya.
Hanya saja, ia mengatakan pada 100 hari kerja Prabowo-Gibran, program ini pesonanya menjadi berkurang. Adapun alasannya, kata Ardian tantangan dalam implementasi, seperti distribusi yang tidak merata di berbagai daerah, terutama di wilayah terpencil. Selain itu, masalah infrastruktur dan logistik yang belum sepenuhnya siap juga dapat menyebabkan keterlambatan dalam pelaksanaan program di beberapa lokasi.
"Kemudian isu anggaran dan keberlanjutan ini juga perlu diperhatikan. Karena biaya yang besar menimbulkan kekhawatiran tentang sumber pendanaan yang berkelanjutan tanpa membebani anggaran negara," tuturnya.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa kekhawatiran publik meningkat akibat potensi ketergantungan pada impor bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan program ini. Masalah lain yang dihadapi adalah kurang efektifnya komunikasi publik, karena narasi negatif yang beredar di media sosial dan kritik dari publik memengaruhi persepsi masyarakat.
"Misalnya ada masalah anak-anak keracunan, meskipun ini kecil saja, tetapi jika ini tidak dikawal dengan baik bisa menurunkan persona daripada makan bergizi gratis," tuturnya.
Pemerintah mengalokasikan anggaran untuk MBG sebesar Rp 71 triliun untuk periode Januari hingga April 2025 dengan target penerima manfaat sebesar 3 juta anak-anak, ibu hamil, dan ibu menyusui. Namun penerima makan bergizi ditargetkan terus bertambah menjadi 6 juta orang pada periode April-Agustus 2025, kemudian 15-17 juta orang pada Agustus-September 2025. Pada akhir 2025, Presiden Prabowo menargetkan MBG dapat dinikmati oleh 82,9 juta orang.
Presiden Prabowo merasa yakin dalam waktu dekat kemampuan akademis anak-anak Indonesia akan meningkat berkat Makan Bergizi Gratis. Karena itu, Presiden memerintahkan jajaran menteri, wakil menteri, dan kepala badan terus bekerja memperluas jangkauan program MBG.
“Anak-anak Indonesia harus kuat, harus cerdas, harus semangat, harus sekolah dengan baik. Saya percaya dalam waktu yang tidak lama kita akan melihat peningkatan hasil kemampuan akademis anak-anak kita,” kata Presiden saat memberikan arahan dalam sidang kabinet di Kantor Presiden, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Presiden menegaskan masa depan anak-anak adalah masalah strategis. Dengan demikian, dia memerintahkan jajarannya bekerja keras mencapai target-target yang dicanangkan untuk program MBG.
Sejak diluncurkan pada 6 Januari lalu, MBG saat ini dinikmati oleh 650.000 anak-anak di 31 provinsi.
Pilihan Editor: BGN: Menu Makan Bergizi Gratis pada Bulan Ramadan Dibagikan saat Pulang Sekolah