Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Ben Mboi Mencari Air

Ben Mboi, 52, belum setahun jadi gubernur NTT bertekad untuk memulai membangun seluruh jalur darat. Kebutuhan paling mendesak adalah air. Selain kayu cendana dan pohon lontar, ada juga bahan semen. (dh)

14 April 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEN Mboi (52 tahun) belum setahun jadi Gubernur Nusa Tenggara Timur. Ia belum sempat menjelajahi daerahnya yang separo Pulau Jawa. Dengan penduduk 25 juta. Tak kurang dari 150 kecamaran terdapat di seluruh NTT. Dengan sarana perhubungan darat yang buruk tentulah masih sulit menjangkau tiap wilayah. Karena itu Gubernur Mboi bertekad untuk mulai membangun seluruh jalur jalan yang panjangnya sekitar 5.000 km. Dalam 5 tahun mendatang ia berharap semua jalan sudah bisa dilalui. Pokoknya bisa dilewati sajalah, katanya. Dari pihak lain selama waktu yang sama 12 dermaga di seluruh NTT diharapkan juga sudah bisa dilabuhi. Gubernur Mboi agaknya tak terlalu muluk. Ia menyadari kemiskinan daerahnya. Menurutnya kemiskinan NTT bukanlah lantaran faktor ekonomi tapi karena faktor budaya. Daya serap orang di sini sangat kurang. Sikap dan tata nilainya menyulitkan kegiatan ekonomi, tuturnya. Maksudnya tanah di NTT misalnya sebagian terbesar adalah tanah kering hanya 13% saja berupa tanah pertanian. Yaitu di wilayah Timor Tengah sebelah selatan dan Timor Tengah sebelah utara. Tapi bagian tanah terbesar hanya menghasilkan jagung kacang kedelai, kacang hijau di samping juga kayu cendana atau lontar. Semen Kayu cendana selain kayunya sendiri baik untuk bahan bangunan juga dapat disuling untuk diambil minyaknya. Tapi hasil ini baru dapat dipetik setelah pohonnya berusia 75 tahun. Pohon lontar menghasilkan nira sebagai bahan gula merah setelah sang pohon berumur 1 tahun. Lalu apa yang bisa digali sebagai penghasilan daerah? Untung ada batu karang sebagai bahan semen. Dan ini telah diteliti PN Semen Gresik. Daratan NTT memang terdiri dari batuan karang. Pulau Timor misalnya di zaman purba konon merupakan batu karang yang muncul dari permukaan laut. Bahkan di dekat Pelabuhan Tenau pelabuhan terbesar di Timor ditemukan jenis tanah berbatu karang yang diperkirakan bisa menghasilkan bahan baku semen sebanyak 1 juta ton tiap tahun. Dan bahan baku itu bisa terus kita gali selama 150 tahun kata Gubernur Ben Mboi. Tapi kebutuhan penduduk NTT paling mendesak adalah air. Sumber air bukannya tak ada meskipun langka. Dewasa ini P2AT (Proyek Pengembangan Air Tanah) sudah berhasil mengadakan pemetaan sumber air tanah. Departemen PU kini sudah menemukan 22 areal sumber air tanah dan kini sedang dilakukan pengeboran terus-menerus sampai kedalaman 40-80 m. Presiden Soeharto sudah membantu biaya Rp 145 juta untuk mengelola 7 sumur. Menurut Ben Mboi sumber air tanah itu hampir sama dengan yang ada di Gunung Kidul Yogyakarta. Soal sekarang ialah sumur-sumur itu hanya bisa dimanfaatkan untuk menyiram tanaman sayur-mayur minuman ternak dan air minum penduduk. Tidak untuk irigasi tanaman padi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus