Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

BNPB: Banjir di Pacitan Sudah Mulai Surut

Akses menuju Pacitan dari Wonogiri, yang sempat tertutup karena banjir dan longsor, sudah dapat dilalui.

1 Desember 2017 | 14.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pemandangan saat banjir merendam sejumlah desa dan kelurahan termasuk pusat Kota Pacitan, Jawa Timur, Rabu (29/11). ANTARA FOTO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) masih melakukan pencarian dan penyelamatan korban akibat banjir dan longsor di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, terutama di tujuh kecamatan, yang hingga saat ini masih belum pulih sepenuhnya. Tujuh kecamatan itu adalah Kecamatan Kebonagung, Pacitan, Tulakan, Tegalombo, Nawangan, Arjosari, dan Ngadirojo.

“Dan daerah yang paling parah terdampak bencana adalah Kecamatan Pacitan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam keterangan tertulis, yang diterima Tempo pada Jumat, 1 Desember 2017.

Baca: Pemerintah Kulon Progo Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana

Hingga kini, menurut Sutopo, banjir di sebagian wilayah tersebut sudah surut serta tinggal menyisakan lumpur dan material yang terbawa. Akses menuju Pacitan dari Wonogiri juga sudah dapat dilalui. Selain itu, sebagian wilayah sudah kembali dialiri listrik. "Kecuali di daerah yang masih terdapat genangan dan longsor," ujarnya.

Sutopo mengatakan, 1.174 personel gabungan telah dikerahkan untuk melakukan penanganan darurat. Tim gabungan terdiri atas Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pacitan (BPBD), Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian RI, Basarnas, Palang Merah Indonesia, satuan kerja perangkat daerah, BPBD Magetan, Baznas Tanggap Darurat, ACT, Perhutani, SAR FKM Solo, LMI, dan relawan. “Pencarian, penyelamatan, dan evakuasi korban dilanjutkan,” ucapnya.

Baca: Banjir Pacitan, Korban Meninggal Bertambah Jadi 20 Orang

Hingga hari ini, banjir dan longsor di Pacitan telah menewaskan 20 orang. Sebanyak 14 korban meninggal akibat longsor dan enam orang lain tewas karena banjir. Dari 20 korban meninggal itu, 11 korban sudah ditemukan dan sisanya masih dalam pencarian.

Banjir dan longsor di Pacitan juga menyebabkan empat orang luka-luka. Selain itu, 1.879 orang harus mengungsi ke beberapa titik pengungsian.

Sutopo mengatakan banjir dan longsor turut mengakibatkan kerugian materiil berupa rusaknya 1.709 rumah dan 17 unit fasilitas pendidikan dan bangunan lain. “Pendataan masih terus dilakukan karena belum semua lokasi dapat dijangkau,” tuturnya.

Banjir dan longsor yang melanda Pacitan pada 27-28 November lalu disebabkan siklon tropis Cempaka yang menimbulkan curah hujan ekstrem dengan intensitas 383 milimeter per hari. Dekatnya posisi siklon tropis Cempaka dengan daratan Pacitan, yakni hanya 23 kilometer sebelah selatan Pacitan di Samudra Hindia, telah menyebabkan kelumpuhan total. Banjir dan longsor bersamaan dengan gelombang laut tinggi membuat semua sungai yang bermuara di Teluk Pacitan meluap hingga terjadi banjir besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus