Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tulisan ini adalah bagian dari seri tulisan edisi khusus tentang 7 perempuan kepala daerah berprestasi pilihan tempo.co. Tulisan mendalam liputan ini dapat dibaca di Inspirasi dari Perempuan Kepala daerah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ratna Machmud teringat saat ia pulang kampung ke Musi Rawas bertahun-tahun lalu, di sepanjang jalan yang ia lalui berdiri banyak warung remang-remang. Musik berdentam-dentam dari sebuah warung ditimpali musik serupa dari warung sebelahnya. Banyak anak muda berkumpul di sana dan tak jarang terjadi hal-hal buruk.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ratna mengaku miris melihat hal tersebut. Apalagi, kata dia, Musi Rawas memiliki slogan Musi Rawas Darussalam. “Melihat itu, saya berpikir, di mana tokoh masyarakatnya?” katanya.
Dari situ dia ingin perlahan mengubah kebiasaan masyarakat yang dianggap negatif tersebut. Ratna berpikir, fondasi agama masyarakat jadi salah satu program yang perlu dijalankan dalam memimpin Musi Rawas. Untuk itu, sejak kampanye dia mencanangkan akan membangun rumah bagi para penghafal Al-Quran atau tahfidz. Ratna ingin rumah tahfidz ada di seluruh desa di kabupaten tersebut.
Pemerintah Kabupaten kemudian membentuk Lembaga Pengembangan Rumah Tahfidz (LPRT) untuk merekrut para guru secara selektif. Mereka yang dipilih adalah masyarakat yang berdomisili di Musi Rawas. Agar mutu para pendidik di rumah penghapal Al-Quran itu meningkat, Ratna menyiapkan anggaran khusus bagi para guru. Pemerintah menyediakan Rp 2,5 juta untuk tiap guru.
“Kalau ustad dan ustadzahnya suami istri, maka akan diberi gaji Rp 5 juta per bulan,” ujarnya. Ia mengatakan angka tersebut memang tidak terlalu besar. Tapi dengan ada honor tetap, hal tersebut dapat membuat para pengajar bekerja profesional.
Ratna bertekad untuk melahirkan 10 penghapal Al-Quran di setiap desa. Untuk rumah tahfidz, pemerintah memanfaatkan rumah penduduk atau masjid sebagai tempat belajar.
Kini sudah ada 50 desa dari 199 desa yang sudah memiliki rumah tahfidz. Dengan semakin banyak anak belajar kitab suci, Ratna berharap anak-anak muda menjauhi perilaku negatif seperti mengkonsumsi narkoba.
Menurut Ratna, di setiap desa kini bisa ditemui banyak anak muda berkumpul belajar agama. “Pemandangan ini yang membuat saya menjadi semangat untuk terus membenahi dan menata Musi Rawas hingga benar benar menjadi kota Mura Darussalam,” katanya. “Mengubah kebiasaan tidak bisa serta merta tetapi bertahap dan harus sabar.”
Meski membuat program khusus buat umat Islam, Ratna Machmud tetap memperhatikan agama lain di wilayahnya. Dia menganggarkan dana untuk pembangunan rumah ibadah penganut agama lain.