Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kristiani Herawati atau Ani Yudhoyono sempat memilih kain batik hitam bermotif sawunggaling untuk dikenakan keluarganya saat Idul Fitri 2019. Pada waktu itu, Ani juga mengutarakan keinginannya memakai batik tersebut. Kisah ini dibagikan suami Ani yang juga Presiden keenam, Susilo Bambang Yudhoyono, saat berziarah ke pekuburan Ani di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, pada Rabu, 5 Juni 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menanggapi permintaan istrinya, Yudhoyono mengatakan bahwa Ani tak perlu ikut memakai batik karena masih ada beberapa peralatan medis yang terpasang di tubuh Ani. "Saya bertanya, memo masih dirawat sehingga tidak perlu menggunakan batik," kata SBY, panggilan Yudhoyono.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sekitar sepekan atau dua pekan sebelum lebaran, kain batik itu sudah selesai dijahitkan. SBY menunjukkan bajunya kepada Ani. "Bagus, memang itu yang saya pilih kemarin," kata SBY menirukan komentar Ani. Kedua putra Ani, Agus Harimurti dan Edhie Baskoro, serta pasangan mereka juga membawa baju batik pilihan Ani ke Singapura. Hanya saja, masih ada sehelai kain yang belum dijahitkan lantaran disiapkan untuk para cucu Ani dan SBY.
Belum sempat digunakan, Ani meninggal pada 1 Juni lalu di Singapura. Batik pilihan Ani itu dipakai untuk menutup jenazahnya saat disemayamkan di National University Hospital dan dibawa menuju Kedutaan Besar Republik Indonesia di Singapura. "Jadi ternyata yang dimaksudkan Ibu Ani bahwa 'saya juga akan pakai nanti' itu ternyata dipakaikan di ruang itu usai wafat," kata SBY.
Menurut SBY, dia dan keluarga juga tak mampu menangkap isyarat yang diberikan Ani sebelum meninggal. "Kami tidak cukup cerdas dan tidak cukup sensitif memahami apa yang disampaikan Ibu Ani," dia berujar dengan suara tercekat. "Jenazah Ibu Ani diselimuti kain batik yang dipilihnya."
BUDIARTI UTAMI PUTRI | RAYMUNDUS RIKANG