Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Museum Rekor Indonesia atau MURI menetapkan layanan ojek khusus difabel asal Yogyakarta, Difa Bike, sebagai pencatat rekor untuk kategori Pelopor Ojek Online Bagi Penyandang Disabilitas. Pencatatan rekor MURI ini bertepatan dengan momentum HUT RI ke-75 tahun sekaligus ulang tahun MURI ke-30.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MURI menyerahkan piagam untuk Difa Bike secara virtual pada Sabtu, 8 Agustus 2020 dengan nomor rekor 9580. Penerima penghargaan rekor dari MURI itu adalah Triyono, sang perintis dan pendiri Difa Bike. "MURI menghubungi saya dan memberikan penghargaan karena memecahkan rekor untuk kategori tokoh difabel yang fokus bergerak terhadap kesetaraan tanpa batas," kata Triyono kepada Tempo, Jumat 21 Agustus 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Triyono, pendiri Difa Bike dan sejumlah armadanya yang dipakai untuk layanan antar dalam dan luar kota. Tempo/Pribadi Wicaksono
Berdasarkan penilaian dari tim MURI, Difa Bike merupakan terobosan layanan bergerak bagi orang berkebutuhan khusus di tengah masih kurangnya aksesbilitas yang disediakan oleh tranportasi umum. Triyono senang dengan penghargaan itu, walaupun saat ini Difa Bike masih belum bisa beroperasi penuh karena pandemi Covid-19.
Triyono mengapresiasi pernyataan pendiri MURI, Jaya Suprana yang membuatnya tetap bersemangat dalam mengelola Difa Bike, mengayomi pengemudi, dan melayani penumpang. "Saat itu Jaya Suprana bilang, 'difabel itu bukan orang berkebutuhan khusus, tapi orang berkemampuan khusus'," ujarnya menirukan ucapan Jaya Suprana.
Layanan ojek difabel Difa Bike yang biasanya melayani angkutan penumpang beralih ke layanan pengantaran barang selama masa pandemi Covid-19. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Dalam pencatatan MURI, layanan Difa Bike yang dibuat Triyono ini mampu memberikan pengaruh positif bagi mobilitas penyandang disabilitas di sekitarnya. Difabel daksa dengan alat bantu tongkat, kaki palsu, kursi roda, dan tunanetra menjadi mandiri.
Triyono seorang difabel daksa akibat kedua kakinya terkena polio ini adalah alumnus Ilmu Peternakan Universitas Sebelas Maret Surakarta. MURI menilai Triyono sebagai sociopreneur yang turut membantu menciptakan lapangan kerja bagi penyandang disabilitas.