Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Indonesia Kembalikan Lima Kontainer Limbah Impor ke AS

Lima kontainer limbah milik perusahaan Kanada itu dikirim dari Seattle di Amerika Serikat ke kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya.

15 Juni 2019 | 23.13 WIB

Sejumlah pekerja sedang memilah plastik yang akan didaur ulang di Jayanti, Tangerang, Banten, Rabu (22/7). Dalam setiap minggunya limbah plastik yang siap didaur ulang ini terkumpul sebanyak 3-4 ton.TEMPO/Tri Handiyatno
Perbesar
Sejumlah pekerja sedang memilah plastik yang akan didaur ulang di Jayanti, Tangerang, Banten, Rabu (22/7). Dalam setiap minggunya limbah plastik yang siap didaur ulang ini terkumpul sebanyak 3-4 ton.TEMPO/Tri Handiyatno

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia telah mengembalikan lima kontainer limbah ke Amerika Serikat dan menolak menjadi tempat pembuangan. Indonesia menjadi negara Asia Tenggara terbaru yang mengembalikan limbah impor.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Wadah tersebut seharusnya hanya berisi potongan kertas, menurut dokumen bea cukai. Namun sebaliknya, kontainer itu memuat sampah lain, termasuk botol, sampah plastik, dan popok, kata pejabat senior kementerian lingkungan Sayid Muhadhar. "Ini tidak tepat dan kami tidak ingin menjadi tempat pembuangan," kata Muhadhar kepada AFP, Sabtu, 15 Juni 2019.

Lima kontainer milik perusahaan Kanada itu dikirim dari Seattle di Amerika Serikat ke kota terbesar kedua di Indonesia, Surabaya, pada akhir Maret. Tidak jelas dari mana sampah itu berasal.

Indonesia saat ini sedang memeriksa beberapa peti kemas lainnya di pelabuhan Jakarta dan kota Batam di pulau Sumatra. Indonesia adalah negara terbaru yang mengembalikan sampah impor setelah negara tetangga Malaysia bersumpah untuk mengirim kembali ratusan ton sampah plastik bulan lalu.

Filipina telah memerintahkan berton-ton sampah yang dibuang di negara itu untuk dikirim kembali ke Kanada, dan memicu pertikaian diplomatik antara kedua negara.

Selama bertahun-tahun Cina menerima sebagian besar plastik bekas dari seluruh dunia, tetapi menutup pintunya bagi asing tahun lalu dalam upaya untuk membersihkan lingkungannya.

Sejak saat itu, sejumlah besar limbah telah dialihkan ke Asia Tenggara, termasuk Malaysia, Indonesia, dan Filipina.

Sekitar 300 juta ton plastik diproduksi setiap tahun. Sebagian besar limbah itu berakhir di tempat pembuangan sampah atau di laut, menurut Worldwide Fund for Nature.

AFP | PUNCH

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus