Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Ini 5 Indikator Penilaian Jalur Prestasi PPDB Jakarta

Total kuota yang dibuka untuk SMP, SMA, dan SMK jalur prestasi sebesar 23 persen dari total keseluruhan kuota PPDB.

9 Juni 2024 | 14.17 WIB

Ilustrasi Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) secara online. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Perbesar
Ilustrasi Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) secara online. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Dinas Pendidikan DKI Jakarta akan membuka pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jalur Prestasi jenjang SMP, SMA, dan SMK pada Senin, 10 Juni 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Plt. Kepala Bidang Program dan Anggaran Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Aid Sasmita mengatakan, jalur Prestasi merupakan salah satu dari empat jalur PPDB Jakarta, yaitu Jalur Zonasi, Jalur Afirmasi, dan Jalur Tugas Orang Tua. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Aid mengatakan, ada lima indikator penilaian di jalur prestasi. Kelimanya yaitu rata-rata nilai rapor, persentil nilai rapor, prestasi akademik, prestasi nonakademik, dan presentil non-akademik. 

"Pada jalur prestasi, lima-limanya dipakai, baik akademik maupun nonakademik, hanya bobot persentasenya yang berbeda," kata Aid Sasmita dalam 'Podcast Seputar PPDB DKI Jakarta: Jalur Prestasi' di YouTube JakdisdikTV dikutip Ahad, 9 Juni 2024.

Total kuota yang dibuka untuk SMP, SMA, dan SMK jalur prestasi sebesar 23 persen dari total keseluruhan kuota PPDB. Kuota ini dibagi menjadi dua, yakni kuota jalur prestasi akademik sebesar 18 persen, dan nonakademik sebesar 5 persen.

"Kalau kalur Afirmasi sebesar 25 persen, Jalur zonasi 50 persen, dan Jalur Perpindahan orang tua sebesar 2 persen," kata Aid.

Bagi pendaftar jalur prestasi bisa memilih sekolah yang ada di wilayah Jakarta tanpa memandang zona dan usia. Untuk mekanisme pendaftaran jalur prestasi tidak jauh berbeda dengan jalur lainnya. Mekanisme itu seperti pembuatan akun dan pengajuan pilihan maksimal 3 sekolah.

"Setelah pilih sekolah tunggu proses, kalau pilihannya tiga, maka seleksinya benar-benar pakai nilai. Kalau terlempar dari pilihan satu, akan lari ke pilihan kedua, Kalau di pilihan kedua terlempar langsung ke pilihan ketiga," kata Aid.

Aid menjelaskan, proses penilaian akan dilihat dari nilai. Bila ada kesamaan nilai panitia akan melihat urutan pilihan sekolah. Bila masih sama, pantia akan melihat peserta yang lebih dahulu mendaftar. "Setelah itu menentukan siapa yang layak lolos seleksi," kata dia.

Hendrik Yaputra

Hendrik Yaputra

Bergabung dengan Tempo pada 2023. Lulusan Universitas Negeri Jakarta ini banyak meliput isu pendidikan dan konflik agraria.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus