Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Jubir PCO Soal Menteri Prabowo yang Kurang Populer dalam Survei: Bukan Berarti Tidak Bekerja

Juru bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan mengatakan popularitas bukan yang utama bagi para menteri. Dievaluasi secara rutin oleh Presiden Prabowo.

28 Januari 2025 | 12.02 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Prabowo Subianto memimpin sidang kabinet pertama di kantor presiden, kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu, 23 Oktober 2024. TEMPO/Subekti

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Philips Jusario Vermonte menanggapi hasil survei Indikator Politik Indonesia mengenai menteri-menteri yang kurang populer. Dia mengatakan menteri atau jajaran Kabinet Merah Putih pimpinan Presiden Prabowo Subianto yang kurang populer bukan berarti mereka tidak bekerja.

Philips mengungkapkan hal itu saat menghadiri rilis survei Indikator Politik Indonesia yang dilakukan secara daring pada Senin, 27 Januari 2025. “Bahwa menteri perlu dikenal oleh masyarakat di satu sisi itu betul, menurut saya, tetapi di sisi lain mungkin yang lebih penting adalah menteri-menteri dalam Kabinet Merah Putih itu dikenal oleh stakeholders (pemangku kepentingan) utamanya,” kata Philips seperti dikutip dari Antara.

Dia mengatakan, bila pemangku kepentingan mengenal jajaran Kabinet Merah Putih, maka program-program yang direncanakan pemerintah dapat berjalan dengan baik.

Selain itu, kata dia, hal penting lainnya adalah Kabinet Merah Putih dapat dievaluasi oleh mitra kerja, media, hingga masyarakat, sehingga popularitas bukan yang utama. “Kan dievaluasi rutin juga oleh Presiden. Ada mekanisme rapat terbatas, rapat kabinet yang umum, dan lain-lain, sehingga bisa dipastikan mereka tetap bekerja, walaupun jauh dari spotlight (sorotan),” ujarnya.

Dalam survei Indikator Politik Indonesia tersebut, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menjadi menteri yang paling kurang populer selama 100 hari kerja pemerintahan Presiden Prabowo, yakni meraih lima persen dikenal oleh responden. Dua menteri lain yang kurang populer adalah Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Rini Widyantini, yang sama-sama meraih enam persen.

Sri Mulyani Jadi Menteri Berkinerja Terbaik Versi Survei Indikator Politik

Adapun Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjadi dua menteri yang paling disukai oleh masyarakat. Hal ini terungkap dari hasil survei Indikator Politik Indonesia soal kepuasan masyarakat terhadap para menteri di Kabinet Merah Putih.

“Ada 11,4 persen masyarakat yang menyebut Sri Mulyani sebagai menteri dengan kinerja paling bagus,” ungkap Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi dalam rilis hasil survei yang dilakukan secara daring, Senin.

Dalam survei terbuka yang dilakukan tanpa memberikan daftar nama menteri, Sri Mulyani menduduki peringkat pertama sebagai menteri yang dinilai memiliki kinerja paling baik. Dia disusul oleh Erick Thohir yang dipilih oleh 11,2 persen responden sebagai menteri terbaik Prabowo.

Hasil survei tersebut tidak berbeda jauh ketika survei dilakukan tertutup dengan menyediakan daftar nama menteri untuk dipilih. Bila menggunakan metode tersebut, Erick Thohir memimpin klasemen sebagai menteri terbaik Prabowo, yang disusul Sri Mulyani di posisi kedua. “Peringkat pertama dan kedua ya (tetap) antara Pak Erick dan Sri Mulyani,” ujar Burhanuddin.

Nama-nama lain yang turut dinilai baik oleh publik adalah Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY); Menteri Agama Nasaruddin Umar; Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya; Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman; serta Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra.

Burhanuddin menilai munculnya nama-nama tersebut erat kaitannya dengan popularitas para menteri di mata masyarakat. Menteri-menteri yang telah menjadi top of mind masyarakat, kata Burhanuddin, cenderung mendapatkan penilaian yang lebih bagus dibandingkan menteri yang belum dikenal oleh masyarakat. “Penilaian kinerja paling baik sangat dipengaruhi oleh awareness responden terhadap nama-nama menteri yang ada di kepala mereka,” kata dia.

Dia menjelaskan temuannya tersebut merupakan hasil dari survei opini publik secara keseluruhan tanpa memandang tingkat pendidikan atau keahlian mereka untuk melakukan penilaian. Sehingga metode ini akan memberikan hasil yang berbeda dengan metode survei opini ahli atau expert judgment. “(Survei) ini potret opini publik. Silakan kalau mau melengkapi dari kalangan ahli, NGO, jurnalis untuk memberikan penilaian atas kinerja pemerintah,” ujarnya.

Survei Indikator Politik Indonesia ini dilakukan pada 16-21 Januari 2025 dengan menggunakan metode penarikan sampel multistage random sampling terhadap 1.220 responden. Survei ini memiliki toleransi kesalahan sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.

Sebelumnya, Center of Economic and Law Studies atau Celios mengeluarkan Rapor 100 Hari Prabowo-Gibran yang menilai para menteri berbasis expert judgment atau penilaian ahli. Panel juri terdiri dari 95 jurnalis dari 44 lembaga pers di Indonesia. Pembantu presiden dengan skor tertinggi atau kinerja terbaik menurut evaluasi Celios adalah Menteri Agama Nasaruddin Umar yang memperoleh nilai mendekati 100.

Vedro Imanuel Girsang dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan editor: Pesan Ahmad Muzani kepada Kepala Daerah Terpilih dari Gerindra: Lunasi Janji Kampanye

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus