Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan RI, Global Alliance for Improved Nutrition (GAIN), dan Yayasan Ashoka meluncurkan gerakan yang fokus untuk menciptakan solusi perbaikan pola makan dan lingkungan yang lebih baik bagi remaja. Program ini bernama "Saya PEMBERANI (Pembaharu Gerakan Gizi)" pada Selasa, 25 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam siaran pers yang diterima Tempo, gerakan ini berawal dari kekhawatiran akan banyaknya anak muda di Indonesia memiliki masalah gizi. Berdasarkan data yang mereka paparkan, seperempat remaja putri berusia 15-24 tahun memiliki anemia, kemudian 34 persen remaja laki-laki dan perempuan memiliki gizi lebih dan obesitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu penyebab dari ketidakseimbangan gizi ini adalah pola makan. Sebuah penelitian menyebutkan remaja putri kerap memilih makanan tinggi kalori, tinggi lemak, dan cemilan yang banyak tersedia di lingkungannya.
Pada 2015, Global School-based Student Health Survey menyebutkan bahwa lebih dari seperempat pelajar usia 13-17 tahun mengkonsumsi minuman manis berkarbonasi sebanyak satu kali atau lebih dalam sehari.
Padahal, dalam rilisnya GAIN dan Ashoka, menyebut remaja memiliki kekuatan dan potensi untuk memecahkan masalah demi dunia yang lebih baik. Mereka memiliki empati terhadap isu sosial, ide, kreativitas, dan agen untuk memberikan perspektif baru dan menciptakan solusi atas masalah sosial yang terjadi.
Berangkat dari permasalahan ini lah kemudian GAIN, Ashoka, dan Kementerian Kesehatan mencanangkan program yang fokus pada perbaikan pola makan dan gizi remaja.