Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Ulama Indonesia Maruf Amin meminta penjelasan dari pihak Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta tentang larangan pemakaian cadar. "Secara Islam boleh, tapi ada aspek apa sehingga UIN melarang. Kita dengar dulu alasannya apa," kata Maruf di kantor MUI, Jakarta Pusat, Selasa, 6 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Maruf mengatakan, seorang perempuan yang menutupi wajahnya dengan cadar itu bagus menurut agama Islam. Namun, kata dia, harus ada alasan yang masuk akal jika ada larangan pemakaian cadar. "Kalau alasannya ada suatu yang masuk akal, kemaslahatan apa maka tidak boleh gunakan cadar misalnya," kata dia.
Baca: UIN Sunan Kalijaga Yogya Larang Mahasiswi Bercadar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berdasarkan data kampus UIN Sunan Kalijaga terdapat 41 mahasiswi yang mengenakan cadar. Rektor UIN Sunan Kalijaga Yudian Wahyudi mengancam akan mengeluarkan mereka jika sudah tujuh kali diperingatkan dan dibina.
Pihak kampus, kata Yudian, telah membentuk tim konseling atau pendampingan bagi mahasiswi yang menggunakan cadar. Jika sudah dibina melalui tujuh tahapan itu, namun tetap menggunakan cadar mereka dipersilakan keluar dari UIN Sunan Kalijaga.
Menurut Yudian, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta adalah universitas negeri yang harus berdiri sesuai Islam yang moderat atau Islam nusantara, Islam yang juga mengakui konsensus bersama yaitu yang mengakui Undang-undang Dasar 1945, Pancasila, Kebhinekaan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Baca: Menristekdikti Minta Universitas Tak Larang Mahasiswi Bercadar
"Kita juga tahu mahasiswi yang menggunakan cadar itu terkadang lupa dengan orang tuanya. Pihak kampus juga akan berkomunikasi dengan orang tua mahasiswi yang bercadar tersebut," kata Yudian.
Keputusan larangan cadar baru berlaku di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Adapun kampus negeri lainnya di Yogya yaitu Universitas Gadjah Mada belum mengeluarkan larangan itu.
Iva Aryani, juru bicara UGM, menyatakan, kampus itu tidak melarang mahasiswi memakai cadar. UGM lebih fokus menumbuhkan nilai-nilai nasionalisme. “Untuk menunjukkan jati diri sebagai mahasiswa yang menjunjung nilai-nilai kebangsaan, nasionalis, pancasila seperti jati diri UGM,” kata dia.