Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Yuna & Co., platform personal styling menggandeng gerakan non-profil Lipstick untuk Difabel dalam menyediakan panduan bergaya dan item fashion untuk perempuan difabel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pendiri dan CEO Yuna & Co. Winzendy Tedja mengatakan, ingin berbagi kebahagiaan dan rasa percaya diri dalam setiap momentum kehidupan perempuan Indonesia melalui personal styling. "Dan gerakan Lipstick untuk Difabel merupakan pengejawantahan dari misi tersebut," kata Winzendy Tedja dalam keterangan tertulis, Rabu 6 Januari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yuna & Co. menggunakan teknologi machine-learning untuk membantu menentukan gaya dan model busana yang tept bagi penggunanya. Dalam sesi pemotretan, enam model penyandang disabilitas dari Lipstick untuk Difabel merasakan bagaimana layanan jasa personal styling dalam menentukan gaya mereka.
Penggagas gerakan Lipstick untuk Difabel, Laninka Siamiyono mengatakan, kebutuhan fashion teman-teman difabel kerap terabaikan karena dianggap tak perlu berpenampilan menarik. Sebab itu, kolaborasi Lipstick untuk Difabel bersama Yuna & Co. membuka akses bagi perempuan difabel dalam menentukan karakter sekaligus gaya busana mereka.
Pendiri gerakan Lipstick untuk Difabel, Laninka Siamiyono (kanan) berfoto dengan model. Dok. Yuna & Co.
"Saya merasa Yuna & Co. dapat membantu teman-teman difabel untuk menemukan gaya terbaik mereka dalam berbusana," kata Laninka Siamiyono. "Bukan hanya makeup, termasuk pakaian yang tepat juga dapat meningkatkan rasa percaya diri semua perempuan."
Kolaborasi ini didukung oleh label busana dari desainer yang bekerjasama dengan Yuna & Co, seperti Figure, Le Bijou, Clouwny, Senora dan lainnya. Laninka Siamiyono mulai mengenalkan gerakan Lipstick untuk Difabel pada Juli 2018.
Gerakan ini awalnya menyasar perempuan difabel agar lebih percaya diri tampil dengan makeup. Bentuk gerakannya berupa donasi buat perempuan difabel dengan mengumpulkan lipstik. Dalam waktu dua tahun, Lipstick untuk Difabel menyatukan perempuan difabel dan non-difabel untuk saling menyemangati, berbagi informasi, dan peduli satu sama lain.