Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tim mahasiswa IPB University menciptakan sampo kucing yang tak perlu dibilas menggunakan air. Produk buatan Akmal Zidan, Dwinitha Ayudyah, Khairunnisa, Ilham Putra dan Vany RMS ini diberi nama Shakura. Mereka mengembangkan produk ini lewat Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan yang diinisiasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Teknologi dan Riset.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dwinitha mengatakan alasan timnya memilih untuk menciptakan sampo kucing karena kucing adalah hewan yang populer dan disukai banyak orang. Banyak orang yang menyukai kucing karena perilakunya yang menggemaskan, seperti suka bermain dan bersahabat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Hal ini dibuktikan dari dari kepedulian banyak orang terhadap kucing, baik yang dipelihara maupun kucing liar sehingga target pasar produk Shakura lebih banyak di berbagai kalangan," kata Dwinitha kepada Tempo pada Rabu, 18 Oktober 2023.
Tim yang dibimbing Burhanuddin ini awalnya membuat Shakura karena sebagian besar orang di lingkungan mereka menyukai dan memelihara kucing. Dwinitha mengatakan semua bermula dari keresahan orang-orang di lingkungan mereka dan mereka sendiri juga mengalami kesulitan ketika memandikan kucing.
Kucing suka kabur dan menjadi galak saat dimandikan, karena takut dengan air. "Sehingga kami ingin membuat dry foam sampo untuk mengurangi penggunaan air dalam memandikan kucing," kata Dwinitha.
Selain itu, Shakura hadir sebagai medicated shampoo karena salah satu masalah yang paling sering dihadapi oleh pemilik kucing adalah kutu. "Sedangkan biaya grooming dan obat kutu agak mahal," ujar Dwinitha.
Infeksi ektoparasit menjadi masalah umum yang sering terjadi pada kucing. Infeksi ini dapat menimbulkan masalah seperti kerontokan rambut, kudis hingga mengurangi tampilan estetika pada hewan yang biasa disebut anak bulu ini. Cara paling efektif menghindari ektoparasit pada kucing adalah dengan memandikannya secara rutin.
“Shakura membawa solusi inovatif bagi para pemilik kucing yang ingin merawat kesehatan rambut dan kebersihan hewan peliharaan mereka,” ujar Khairunnisa dalam rilis IPB.
Shakura dikemas dalam botol dengan aplikator sisir silikon yang mempermudah penggunaannya. Selain hemat air, kebersihan terjamin dengan tidak adanya kontak langsung antara tangan pemilik dengan rambut kucing.
Tim mulai memproduksi Shakura pada Agustus lalu. Hingga September, total produksi telah mencapai 350 produk. Namun, mereka sempat mengalami kendala dalam pengembangan produk sampo ini.
"Kendala saat membuat produk yaitu ketika mencari komposisi yang tepat untuk kucing. Kami sering konsultasi kepada dokter hewan," ujar Dwinitha.
Shakura dibuat menggunakan bahan-bahan alami. Ada air cucian beras, lerak dan daun rosemari. “Sebenarnya niat awal kami adalah untuk memberikan nilai ekonomis air cucian beras yang seringkali dibuang begitu saja. Ternyata, air cucian beras memiliki kandungan inositol yang berpotensi untuk merawat rambut, termasuk rambut pada kucing,” kata Khairunnisa.
Khairunnisa menjelaskan ekstrak daun rosemari dipilih dalam pembuatan Shakura karena kandungan rosmarinic acid, asam kafeat dan carnocid acid yang dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah di kulit dan memperbaiki jaringan serta folikel rambut kucing. Sementara itu, ekstrak lerak berperan melawan masalah kutu pada kucing dengan kandungan saponin alami dan aktivitas antibakterinya.
Untuk memastikan keamanan Shakura bagi kucing, produk telah dicoba pada 3 ekor kucing sesuai dengan rekomendasi dokter hewan. Pada tahap ini, dilakukan pemantauan terhadap beberapa parameter seperti munculnya tanda-tanda inflamasi, denyut jantung, frekuensi pernapasan dan nafsu makan. Tak hanya itu, pemantauan dilakukan terhadap kondisi fisik kulit kucing seperti muncul kemerahan atau tidak.
"Alhamdulillah, 3 ekor kucing yang kami uji tidak berefek negatif. Baik itu pada tanda-tanda inflamasi maupun sifat fisik kulit kucing," kata Dwinitha.
Shakura telah diresmikan pada September 2023 dan mulai dipasarkan melalui platform lokapasar, pet shop dan pameran. Shakura dibanderol dengan harga Rp 24.900 untuk ukuran 100 ml. Hingga kini, 228 botol Shakura sudah terjual.
“Targetnya, produk ini dapat dipasarkan ke seluruh Indonesia, bahkan mancanegara. Shakura adalah bukti nyata bagaimana inovasi dapat mengubah cara kita merawat hewan peliharaan dan menjaga lingkungan sekitar kita,” kata Khairunnisa.
Pilihan Editor: Pakar Teknologi Pangan IPB Jelaskan Soal Heboh Beras Plastik