Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Berita Tempo Plus

Melawan Ketimpangan Lewat Kelas Akhir Pekan

Sepuluh mahasiswa lintas perguruan tinggi menggelar kelas belajar bahasa Inggris gratis via Zoom. Dihadiri tak kurang dari seratus peserta di setiap kelas.

27 Agustus 2022 | 00.00 WIB

Founder dan CEO Inggris Bersama Najma Asshiddiqie di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 26 Agustus 2022. TEMPO/Magang/Nathania S. Alexandra
Perbesar
Founder dan CEO Inggris Bersama Najma Asshiddiqie di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 26 Agustus 2022. TEMPO/Magang/Nathania S. Alexandra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

JAKARTA – Berbekal ilmu yang ia dapat dari menonton acara-acara televisi berbahasa Inggris serta les sejak usia SD sampai SMA, Najma Asshiddiqie sering dijadikan rujukan untuk belajar bahasa Inggris. Siapa pun yang menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas berbahasa Inggris, entah itu keponakan ataupun teman kuliah, selalu bertanya ke mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Sempat tinggal di sebuah kota di Kalimantan, perempuan yang besar di Bandung itu menyadari ada ketimpangan besar soal kemampuan berbahasa Inggris. Anak yang tumbuh di Jakarta dan kota-kota besar di Jawa punya komunitas yang mendukung untuk belajar bahasa Inggris. Karena kerap berkomunikasi, penguasaan bahasa Inggris mereka jauh di atas rata-rata anak di kota lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Hasil renungan panjang Najma, 21 tahun, sampai pada kesimpulan: "Mereka perlu wadah untuk berdiskusi dalam bahasa Inggris," kata dia kepada Tempo, Jumat, 26 Agustus 2022.

Didorong oleh kontemplasi tersebut, ditambah keinginan untuk keluar dari rasa kesepian akibat pandemi Covid-19, Najma merintis komunitas belajar bahasa Inggris pada Juli 2021. Namanya, Inggris Bersama. Gerakannya mirip-mirip sejumlah komunitas non-profit yang banyak berkembang di kalangan mahasiswa UI, seperti komunitas persiapan ujian tertulis berbasis komputer untuk persiapan masuk perguruan tinggi.

Mulai saat itu, akhir pekan Najma diisi dengan bercuap-cuap dalam bahasa Inggris di Zoom Meeting. Tiap kelas dihadiri tak kurang dari 30 orang. Pesertanya macam-macam. Ada anak sekolahan, kuliahan, juga orang tua yang ingin mengajari anaknya bahasa Inggris. Bagi mereka yang terlewat, ada rekaman kelas di kanal YouTube Inggris Bersama. Najma cs juga kerap mengunggah konten tip belajar bahasa Inggris yang dikemas secara ringan melalui Twitter dan Instagram mereka, @inggrisbersama.

Founder dan CEO Inggris Bersama, Najma Asshiddiqie, membuka akun Instagram Inggris Bersama di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 26 Agustus 2022. TEMPO/Magang/Nathania S. Alexandra

Tim inti Inggris Bersama terdiri atas sepuluh mahasiswa lintas perguruan tinggi. Ada yang dari Bandung, Jawa Tengah, Bali, dan Korea Selatan. Najma juga meminta bantuan teman sekolahnya, Yasmin Hanna, mahasiswa Fakultas Hukum UI yang merupakan selebritas di Twitter. Pemilik akun @areabelajarr dengan 66 ribu pengikut itu menyebarkan informasi kursus bahasa Inggris online gratisan tersebut dan langsung mendapat respons positif dari warganet. "Ribuan orang follow kami," kata Najma.

Kini, pengikut Inggris Bersama sudah mencapai 29.400 di Twitter, 4.000 di Instagram, dan 1.200 di YouTube. Jumlah rata-rata peserta di setiap kelas naik menjadi seratusan. Sekitar 20 orang merupakan peserta yang selalu hadir di setiap kelas. “Kalau ditotal, ada ribuan peserta,” ujar Najma.

Mempertahankan Volunterisme di Kelas Bahasa Inggris

Antusiasme belajar bahasa kedua ini melonjak pada masa pandemi Covid-19. Pengembang Duolingo, aplikasi pembelajaran bahasa asing, mencatat bahwa lockdown pada Maret 2020 membuat 30 juta orang menjadi pelanggan baru mereka. Di Indonesia, pengguna Duolingo paling banyak ingin belajar bahasa Inggris, diikuti bahasa Korea—karena popularitas drama dan musik Korea alias K-Pop. "Fenomena ini juga terjadi di Bhutan, Malaysia, Filipina, dan Brunei," demikian Cindy Blanco, senior scientist Duolingo, menulis. Biaya belajar online lewat aplikasi terkemuka itu sekitar Rp 100 ribu per bulan.

Hal ini berbeda dengan Inggris Bersama. Sejak awal, Najma mendirikan kelas bahasa Inggris itu untuk berbagi. Dia menjadi bagian dari minoritas masyarakat Indonesia yang beruntung bisa menguasai bahasa Inggris dan merasa perlu untuk mengajak lebih banyak orang mampu berbicara dalam bahasa universal tersebut. Karena itu, Inggris Bersama harus gratis. "Malah kami yang mengeluarkan duit buat berlangganan Zoom," kata dia.

Pesan volunterisme tersebut yang Najma sampaikan saat merekrut pengajar. Dia terkejut mendapati banyak orang seusianya yang tertarik. "Mereka senang berbagi ilmu dan melihat orang lain jadi ngerti setelah diajarin," ujarnya.

Dengan sumber daya yang sedikit, Inggris Bersama menemui banyak kendala. Sepuluh orang dirasa kurang untuk menggelar kelas mingguan plus mengelola akun Twitter, Instagram, dan YouTube. Interaksi antar-pengelola yang sepenuhnya berlangsung via Internet juga kerap menyulut miskomunikasi.

Tantangan lain, bisa ditebak, adalah keterbatasan dana. Najma cs bermimpi punya buku modul yang akan memudahkan peserta memahami materi. Keinginan lain adalah menggelar kelas belajar bahasa Inggris secara tatap muka. Karena pantang meminta dari peserta, Najma melanjutkan, satu-satunya cara untuk mendapatkan uang adalah dari sponsor dan donatur.

REZA MAULANA | NATHANIA S. ALEXANDRA (MAGANG)
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Mohammad Reza Maulana

Mohammad Reza Maulana

Bergabung dengan Tempo sejak 2005 setelah lulus dari Hubungan Internasional FISIP UI. Saat ini memimpin desk Urban di Koran Tempo. Salah satu tulisan editorialnya di Koran Tempo meraih PWI Jaya Award 2019. Menikmati PlayStation di waktu senggang.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus