Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Mahasiswa UGM Kembangkan Lidah Elektronik Deteksi Mineral dan Logam Berat pada Air Minum

Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada atau UGM mengembangkan lidah elektronik atau electronic tongue (E-Tongue). Seperti apa cara kerjanya?

22 Oktober 2023 | 11.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas membantu warga saat pendistribusian air bersih oleh Palang Merah Indonesia (PMI) dan PAM Jaya di kawasan Cengkareng Barat, Jakarta Barat, Jumat, 29 September 2023. Pemerintah DKI Jakarta melakukan upaya menangani krisis air bersih akibat adanya kebocoran pada salah satu pipa instalasi sehingga air konsumsi tercemar oleh air laut yang terjadi sejak 8 September lalu. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada atau UGM mengembangkan lidah elektronik atau electronic tongue (E-Tongue) dengan teknologi machine learning, yang dapat mendeteksi kandungan mineral dan logam berat pada air minum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi ini dapat membantu masyarakat melakukan identifikasi kualitas dan kelayakan air minum, dan mencegah bahaya kesehatan akibat konsumsi air minum yang terkontaminasi. Tim tersebut terdiri dari Inna Sri Utami dari jurusan Fisika, Alfian Daffa  Baihaqi dari Teknik Biomedis,Edwin Suryalaksana Wijaya dari Fisika, dan Fadhya Chania dari jurusan Kimia. Mereka dibimbing oleh dosen Ahmad Kusumaatmaja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Inovasi ini diharapkan dapat memberikan solusi efektif dalam mendeteksi kandungan mineral dan logam berat pada air minum untuk memastikan apakah air tersebut layak dikonsumsi,” tutur Inna Sri Utami salah satu anggota tim seperti dilansir dari situs UGM pada Ahad, 22 Oktober 2023.

E-Tongue adalah sebuah perangkat yang dirancang untuk menirukan kemampuan lidah manusia dalam mendeteksi rasa yang telah dikembangkan oleh Laboratorium Fisika Material dan Instrumentasi di Departemen Fisika MIPA UGM. Dalam perkembangannya, teknologi ini telah diarahkan untuk mendeteksi senyawa kimia dalam cairan, termasuk air minum. 

Dengan memadukan sensor yang sensitif dan teknologi machine learning, alat ini diharapkan dapat mengenali kandungan mineral dan logam berat dalam air secara cepat dan dengan tingkat akurasi yang tinggi. 

“Deteksi dini terhadap kandungan berbahaya dalam air dapat membantu mencegah risiko penyakit kanker yang disebabkan oleh air minum yang terkontaminasi logam berat,” imbuh Inna.

Penelitian ini dilakukan oleh Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Eksakta (PKM-RE) dengan dukungan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Pengembangan E-Tongue ini, menurut para mahasiswa, merupakan langkah besar untuk memastikan masyarakat mendapatkan air minum yang sehat dan bebas dari kontaminan yang berbahaya.

Mereka berharap, inovasi ini dapat menjadi landasan untuk penelitian lebih lanjut terkait pemantauan kualitas air. Tantangan di masa depan melibatkan implementasi teknologi ini dalam skala yang lebih luas, memastikan aksesibilitasnya, dan mendukung regulasi terkait

“Harapannya teknologi ini dapat segera diimplementasikan untuk meningkatkan pengawasan kualitas air dan memberikan dampak positif bagi masyarakat,” kata Inna.

Devy Ernis

Devy Ernis

Bergabung dengan Tempo sejak April 2014, kini staf redaksi di Desk Nasional majalah Tempo. Memimpin proyek edisi khusus perempuan berjudul "Momen Eureka! Perempuan Penemu" yang meraih penghargaan Piala Presiden 2019 dan bagian dari tim penulis artikel "Hanya Api Semata Api" yang memenangi Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2020. Alumni Sastra Indonesia Universitas Padjajaran.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus