Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Calon wakil presiden Mahfud Md. akan berkampanye di Lampung dan Aceh pada Rabu, 31 Januari 2024. Di dua tempat itu, Mahfud dijadwalkan akan menghadiri kampanye akbar hingga acara Tabrak, Prof.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada pukul 09.30-10.45, Mahfud dijadwalkan akan menghadiri kampanye akbar di Lapangan Merdeka, Lampung Timur. Setelah itu, Mahfud akan berjunjung dan berziarah ke makam Kiai Ahad Sodiq pada pukul 11.00-11.30.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian, setelah istirahat, salat, dan makan siang, Mahfud akan menghadiri Kampanye Terbuka di Taman Marhaen, Simpang Randu, Lampung Tengah, pada pukul 13.0-14.00. Setelah itu, dia akan menghadiri Isthigosah dan Salawat untuk Negeri dan Doa Kemenangan Ganjar-Mahfud di Sukung Kelapa Stadion, Lampung Utara, pada pukul 14.45-15.15.
Selanjutnya, Mahfud akan ke Banda Aceh pukul 16.30-18.30. Di sana, Mahfud akan menghadiri acara Tabrak, Prof! di Pendopo MZ Kopi, Bandar Baru, Kuta Alam, Banda Aceh, pada pukul 20-00-21.30.
Sebelumnya, Mahfud juga berkampanye di Jawa Barat pada Selasa, 30 Januari 2024. Di sana Mahfud mengunjungi pondok pesantren Al-Busyomi di Cirebon, Jawa Barat.
Selain itu, Mahfud berkunjung ke Padepokan Anti Galau yang merupakan bagian dari Ponpes Al-Bustomi. Mahfud mengaku, telah mengetahui padepokan ini dari media sosial. "Silaturahmi ini ke Padepokan Anti Galau. Padepokan yang saya lihat di medsos, di Youtube luar biasa. Saya ingin tahu, dan saya ingin kenal, dan tadi sudah berkenalan," ujar Mahfud, seperti dikutip dalam keterangan tertulis.
Diketahui, selain sebagai pimpinan ponpes, Kiai Ujang Bustomi juga merupakan konten kreator yang memiliki jutaan pengikut di sosial media.
Berdasarkan pantauan di lokasi, Mahfud nampak disambut hangat oleh para santri dan pengasuh ponpes. Begitu sampai, Mahfud dikalungkan sorban yang diberikan khusus oleh Kiai Ujang Bustomi.
Setelahnya, Mahfud juga nampak dipasangkan tutup kepala yang berbentuk seperti mahkota. Kiai Ujang Bustomi menyebut, mahkota itu adalah simbol pejuang yang menegakkan kebenaran.
"Itu simbol mudah-mudahan pemimpin di Indonesia bisa untuk menegakkan amar ma'ruf nahi munkar. Bukan untuk kepentingan pribadi, kepentingan golongan, kepentingan apapun. Semuanya kepentingan rakyat," kata Bustomi.
Pilihan Editor: Analisis Pakar Politik soal Mahfud Md Mundur jadi Menteri, Bebas Kritik Pemerintah hingga Beri Sindiran Halus