Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Mau Universitas?

Univ. Tadulako (untad) di palu, sul-teng diusulkan menjadi universitas negeri. Selama ini statusnya masih dibawah universitas hasanudin ujungpadang. usulan masih dipertimbangkan p dan k pusat. (pdk)

26 Juni 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TIGA tahun yang lewat Universitas Tadulako (Untad) di Palu, Sulawesi Tengah, hampir saja ditutup. Namun Ketika AM Tambunan hadir di sana, Gubernur yang baru saja diangkat itu segera menghadap Pusat, minta penangguhan. Berhasil. Bahkan sekarang bukan saja Untad masih bisa bernafas, tapi beberapa kalangan di daerah itu telah minta agar statusnya selama ini sebagai abang dari Universitas Hasanuddin Ujungpandang, dirubah menjadi univeritas negeri yang berdiri sendiri. Makumlah, kata orang-orang di sana. di samping staf pengajar, pegawai dan sarana fisik sudah tersedia, pertimbangan setiap propinsi memiliki satu universitas negeri harap dianggap sebagai kewajaran. "Saya kira dengan potensi Universias Tadulako sekarang, sudah wajar bila Pusat segera memberikan restu unuk berdiri sendiri" ucap drs. Musyimal Kordinator Untad. Apa lagi IKIP Palu yang statusnya juga merupakan abang dari IKIP Ujungpandang, sudah akur untuk bergabung saja bila Untad kelak menjadi universitas negeri sendiri. Tentu saja ambisi Pemda Sulteng ntuk memiliki universitas negeri itu cukup ditunjang oleh sikap Dirjen Pendidikan Tinggi yang memberikan harapan ke arah itu. "Eksistensi perguruan tinggi ini perlu dipertahankan, bahkan dikembahgkan". ucap Prof. Makagiansar. Dirjen Pendidikan Tinggi, ketika meninjau ke Palu. Namun tentu saja persyaratan agar Untad bisa dinegerikan arus melewati ' penelitian-penelitian yang matang. "Saya akan kirim tim ahli untuk mempelajari lebih mendalam soal ini". ujar Makagiansar lagi. Sebab perencanaan perguruan tinggi hanya akan merupakan ilusi belaka bila tidak ditunjang oleh perspektif pertumbuhan ekonomi daerah tempat perguruan tinggi itu bermukim. Jadi pertimbangannya bukan setiap propinsi harus mempunyai satu universitas negeri. Tapi "apakah daerah yang bersangkutan cukup memiliki potensi untuk pengembangan sebuah universitas", ucap Makagiansar beberapa waktu yang lalu kepada TEMPO. Baru Kita Betulkah Untad sudah pantas berdiri sendiri? Sampai kini universitas yang memiliki fakultas-fakultas hukum, sospol, ekonomi dan perternakan itu baru memiliki sejumlah gedung dan staf pengajar yang sebenarnya masih kurang. Memang sudah ada sebuah gedung kantor pusat delapan ruang kuliah, aula, perpustakaan. Tapi laboratoriumnya, walaupun sudah mendapat bantuan Pertamina sebesar Rp 30 juta masih belum bisa dipakai. Sehingga untuk mengatasi kesulitan praktikum, mulai tahun kuliah 1976 ini mahasiswa-mahasiswa peternakannya terpaksa numpang praktek di Universitas Sam Ratulangi Menado atas biaya pemerintah daerah. Sementara staf pengajar yang seluruhnya berjumlah 160 orang itu (termasuk tenaga honorer), di samping mengajar keba nyakan mempunyai tugas lain di luar universitas. Sehingga tidak aneh, kalau seorang dosen terpaksa mengajar dua sampai tiga mata pelajaran setiap minggunya. Bantuan pemerintah daerah walaupun sudah dimasukkan dalam APBD jumlahnya dinilai tidak seberapa. Karena jumlah bantuan itu setiap tahunnya selalu disesuaikan dengan kemampuan pemerintah daerah. Misalnya tahun ini bantuan itu sebesar Rp 7 juta, suatu angka yang lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara biaya rutin, misalnya untuk gaji dan honor pengajar diperoleh dari Pusat lewat Universitas Hasanuddin Ujungpandang. Sebagai cabang Untad, tentu saja mereka harus merasa maklum. "Karena itu kebutuhan bangunan dan peralatan Universitas Hasanuddin akan memperhatikan kepentingannya dulu, baru kita" ucap Musyi Amal. Atas dasar itu prospek Untad, menurut Musyi Amal, janganlah dilihat dari segi lahiriah saja. Sulawesi Tengah, katanya, merupakan daerah yang kemungkinan pertumbuhan ekonominya bisa diharapkan. Dengan luas hampir 75 ribu kilometer persegi dan penduduk yang cuma satu juta Sulteng masih tetap kekurangan beras dan protein komunikasi yang masih terbatas, usaha tani yang lemah dan kesehatan penduduk yang belum memadai. Sementara kopra, monokultur bahan kehutanan dan bahan galian melimpah ruah. Nah, menurut Musyi Amal keadaan serupa itu justru menantang Untad agar bisa menyediakan jenis-jenis keahlian yang dibutuhkan. Namun dengan komposisi fakultas yang kebanyakan jurusan sosial itu,apakah Untad mampu menjawab tantangan tersebut? Sudah tentu bagi universitas yang sudah berdiri sejak tahun 1963 itu menyediakan tenaga ahli di bidang yang kebanyakan bukan sosial bukan soal gampang. Agaknya bagi Untad masih perlu difikirkan apakah fakultas-fakultas yang ada sekarang cukup bermanfaat bagi Sulawesi Tengah. Karena kemajuan perkembangan pembangunan suatu daerah tidak ditentukan oleh hadirnya sebuah pergutuan tinggi bila universitas itu hanya dipasang untuk sekedar merek saja. Menteri P & K sendiri lebih cenderung setuju untuk memperkuat universitas yang sudah ada, dibandingkan dengan membikin perguruan tinggi negeri baru yang sudah pasti akan makan ongkos yang tidak sedikit. "Dari pada mesti keluar biaya banyak untuk mendirikan universitas baru lebih baik memperbanyak pendidikan non-degree", katanya. Menteri Sjarif Thajeb juga tidak setuju bila setiap propinsi harus memiliki satu universitas. Menunjuk Bengkulu misalnya, Menteri berpendapat, di sana tidak perlu ada perguruan tinggi. Tapi pemuda di daerah itu bisa melanjutkan studinya ke universitas yang terdekat misalnya di Universitas Sriwijaya Palembang dengan cara bea-siswa. "Cara serupa itu lebih murah", ujar Menteri lagi. (TEMPO, 27 Maret 1976). Apakah Sulteng kira-kira tidak sebaiknya berbuat sama?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus