Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Menag Yaqut Sebut Hoaks yang Dibungkus Agama Mengkhawatirkan

Menag Yaqut mengatakan maraknya hoaks merupakan akibat dari bergesernya pemahaman tentang norma agama.

18 Agustus 2021 | 22.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (kiri) didampingi Wakil Menteri Agama (Wamen) RI Zainut Tauhid (kanan) meluncurkan program Peta Jalan Pengembangan Kemandirian Pesantren di Jakarta, Selasa 4 Mei 2021. Program tersebut disusun sebagai tindak lanjut dari salah satu program utama Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan kemandirian pesantren di Indonesia dan menjadi kekuatan tersendiri bagi pondasi ekonomi warga. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menilai kabar-kabar bohong alias hoaks yang dibungkus isu agama sangatlah mengkhawatirkan. Menurut Menag, agama merupakan salah satu komoditas hoaks yang luar biasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal ini disampaikan Yaqut saat menjadi pembicara kunci (keynote speaker) dalam webinar "Api dalam Sekam: Fenomena Ujaran Kebencian di Indonesia yang digelar Center for Strategic and International Studies (CSIS).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Bahkan saya melihat sebagian dari saudara-saudara kita sudah mulai menggunakan hoaks ini sebagai cara untuk quote end quote (dalam tanda kutip) berdakwah," kata Yaqut dalam acara virtual tersebut, Rabu, 18 Agustus 2021.

Yaqut mengatakan, ada sebagian pihak yang berdakwah justru dengan memproduksi hoaks. Sebab, kata Yaqut, tujuannya ialah menegasikan semua yang berbeda dengan mereka sendiri.

"Ini yang paling mengkhawatirkan menurut kami, menurut saya di Kementerian Agama ini, bagaimana melihat saudara-saudara kita yang memiliki keyakinan agama dengan baik ini justru hobinya memproduksi hoaks," kata Yaqut.

Menurut Yaqut, hal itu merupakan akibat dari sudah mulai bergesernya pemahaman tentang norma agama. Makin ke sini, kata dia, orang merasa belum kaffah dan tuntas dalam beragama sebelum menyatakan bahwa yang berbeda dari mereka adalah lawan dan musuh yang harus diperangi.

Padahal, Yaqut melanjutkan, norma agama apa pun mendorong untuk saling menghargai semua perbedaan. Ia pun menyayangkan norma agama ini justru digeser sedemikian rupa sehingga ada pihak-pihak yang menganggap lawan orang lain yang berbeda dengan mereka.

"Kalau Tuhan ingin kita semua memiliki semua agama yang sama itu bukan perkara yang sulit buat Tuhan. Sebenarnya agama kita semua ini kan mengajarkan seperti itu (menghargai perbedaan)," ucap Yaqut.

Menurut Yaqut, semua pihak perlu bersama-sama mencari formulasi untuk mengatasi hoaks. Ia mengatakan hoaks yang dibiarkan dan berkembang masif akan mengancam peradaban manusia. Bukan tak mungkin, ujarnya, Indonesia yang merupakan negara besar ini akan menuju kehancuran karena hoaks.

Dia juga menyebut isu hoaks meningkat ketika ada momentum politik. Contohnya pada Pilgub DKI 2017 antara Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Anies Baswedan atau Pilpres 2019 yang lalu.

"Kita banyak mempertemukan kepentingan politik dan agama di satu titik. Ini saya kira kalau kita biarkan akan sangat berbahaya," ujar Menag.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus