Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mencari Lurah Berikutnya

Alumnus Akabri 1973 menggelar reuni besar yang pertama sejak Yudhoyono jadi presiden. Menyiapkan calon pengganti.

28 Mei 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEBEK Bengil, ayam goreng, sate Bali, soto, pecel, dan gado-gado disajikan prasmanan. Seratus lima puluh meja bundar ditata di lapangan Istana Tampaksiring, Bali, Sabtu tiga pekan lalu. Sekitar 1.200 orang berkumpul. Mereka tentara yang masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada 1970 plus keluarga.

Letnan Jenderal Purnawirawan Cornel Simbolon, ketua panitia reuni besar itu, membuka acara dengan kalimat yang mengena. Kepada Tempo, Rabu pekan lalu, mantan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat itu mengucapkan kembali pernyataannya: ”Kita berkumpul di sini, di Istana, di tempat terhormat, karena akan ada putra terbaik bangsa berikutnya.”

Semua peserta bertepuk tangan panjang. Termasuk Marsekal Purnawirawan Djoko Suyanto, yang duduk satu meja dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Jenderal Purnawirawan Ryamizard Ryacudu. Di meja yang lain ada Letnan Jenderal Purnawirawan Prabowo Subianto dan Marsekal Purnawirawan Herman Prayitno. Cornel mengatakan tak merujuk pada nama tertentu. ”Tapi, yang pasti, kami pasti senang jika ada teman satu angkatan menjadi presiden,” tuturnya.

Selama Yudhoyono menduduki kursi presiden, ini yang pertama kali diadakan reuni besar-besaran Angkatan 1973—diambil dari tahun kelulusan mereka. Ryami­zard dan Prabowo masuk bersamaan dengan SBY, walau lulus setahun lebih lambat. Pada 2006, hampir semua jabatan militer strategis diisi lulusan angkatan ini: Djoko sebagai Panglima TNI, Herman menjadi Kepala Staf Angkatan Udara, Laksamana Slamet Kirbiantoro menjabat Kepala Staf Angkatan Laut, dan Jenderal Sutanto—yang absen dalam reuni—mengisi posisi Kepala Kepolisian RI.

Lulusan 1973 ini membentuk yayasan yang diberi nama Cadaka Dharma, singkatan dari Catur Daya Eka Dharma. Artinya ”empat kekuatan untuk satu pengabdian”.

Tak mudah mengundang Prabowo dan Ryamizard. Sebagai ketua panitia, Cornel mengatakan ia secara khusus menemui mantan Kepala Staf Angkatan Darat dan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat itu. ”Undangan untuk Ryamizard saya sampaikan sambil main golf,” tuturnya. Prabowo adalah pesaing Yudhoyono dalam Pemilihan Umum 2009, sedangkan Ryamizard dikenal sebagai penyokong Megawati Soekarnoputri.

Undangan lain disampaikan per angkatan. Angkatan Darat dikoordinasi oleh Anton Herry Biantoro, Angkatan Udara oleh Tumiyo, dan Angkatan Laut oleh Agung Budi Rahardjo. Adapun pensiunan Kepolisian diatur oleh Rubani Pranoto. Semuanya pensiunan bintang dua.

Peserta reuni tiba di Bali pada 11 Mei 2012. Sebagian menginap di The Westin Resort Nusa Dua, sebagian lagi di Ayodya Resort. Hanya Yudhoyono, Djoko Suyanto, Prabowo, Ryamizard, dan Cornel yang menginap di Istana Tampaksiring.

Acara reuni yang berakhir pada 14 Mei ini, menurut Mayor Jenderal Purnawirawan Saurip Kadi, berlangsung informal. Obrolannya cair dan dilakukan dalam banyak kesempatan. Pada 13 Mei, ketika istri-istri berbelanja ke Pasar Sukowati, peserta reuni berolahraga bersama. Sebagian jalan keliling Istana, yang lain bermain voli atau golf. ”Kalau perwira kumpul, tidak mungkin kami tidak membicarakan negara,” kata Saurip.

Menurut Saurip, sejak berkuasa, Yudhoyono, ”Tidak lagi terjangkau teman-temannya.” Padahal, ketika bertarung dalam Pemilu 2004 dan 2009, teman-temannya ikut membantu Yudhoyono, yang mereka panggil ”Ki Lurah”. Sebagian bahkan membentuk kelompok yang dinamakan Tim Echo. Reuni empat hari itu, disebut Saurip sebagai ”ajang menjebol benteng yang menyekat antarkawan”.

Seorang peserta lain menyebutkan para peserta reuni ada kemungkinan mengusung Djoko Suyanto atau Prabowo. Ia mengatakan anggota Cadaka Dharma menganggap pengganti Yudhoyono sebaiknya berasal dari kalangan mereka. Untuk itu, ia menambahkan, akan dibentuk tim kecil guna mengejar tujuan tersebut.

Ditanyakan soal ini, Djoko Suyanto membantah. ”Itu kabar dari mana?” kata Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan itu.

Fanny Febiana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus