Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Mencekal Penyewa Palapa

Izin siaran televisi CNN di Indonesia ditolak Deppen. Perumtel mengusulkan pemasangan alat penyamar agar siaran tak tertangkap. Pihak RCTI belum mengetahui permohonan CNN ditolak.

14 September 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Izin siaran televisi CNN di Indonesia ditolak Deppen. Perumtel mengusulkan pemasangan alat penyamar agar siaran tak tertangkap. TELEVISI khusus berita CNN (Cable News Network) gagal memancarkan siarannya ke Indonesia. Pekan lalu, permohonan izinnya ditolak Departemen Penerangan. Padahal, sebelumnya, mereka sudah mengontrak pemakaian transponder Palapa 7-V B2P dengan Perumtel di Bandung, dengan harga Rp 6,5 milyar untuk jangka waktu tiga tahun. Perjanjian kontrak memang tidak menyangkut bidang penyiaran, karena itu ditangani Departemen Penerangan. Sedangkan peraturan yang ada, menurut Menteri Harmoko, mensyaratkan: "Semua pancaran siaran yang terdapat di udara Indonesia, dan dipa ncarkan kepada khalayak Indonesia dari luar, harus ada izin. Pengertian siaran ini harus dikaitkan dengan ketahanan nasional." Ketentuan itu, menurut Harmoko, sama dengan kerja sama yang dilakukan dalam pers. "Orang asing yang akan menyiarkan acaranya harus tunduk kepada peraturan yang ada," katanya. Meskipun mereka akan kerja sama dengan RCTI, modal kerjanya tak boleh dari luar negeri. CNN memilih kerja sama dengan RCTI karena TV swasta Indonesia itu juga menyewa Palapa. Hal ini oleh CNN dianggap lebih menguntungkan untuk memancarkan siaran-siarannya ke dalam wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dengan ditolaknya izin mengudara di Indonesia, pihak Perumtel, menurut Kepala Wilayah Operasi Sistem Komunikasi Satelit Palapa, Sahala Silalahi, akan minta agar CNN menggunakan alat penyamar. Jadi, meski lewat satelit, siaran mereka tetap kabur. "Biarpun punya parabola, kita tetap tak bisa menangkap apa-apa, karena tidak punya dekoder," kata Silalahi kepada Nunik Iswardhani dari TEMPO. Pihak RCTI sendiri, menurut presiden direkturnya, Andi Rally Siregar, mengaku belum tahu permohonan CNN ditolak. Kalaupun ditolak, katanya, tak akan mengganggu kerja samanya dengan RCTI. Sebab, itu sebatas pada program siaran saja. "Mekanismenya mungkin kami hanya membeli produk CNN tertentu," kata Andi. Andi menduga, CNN akan mencari mitra baru di Singapura atau Malaysia. "Kalau ini terjadi, devisa yang semula kita harapkan berasal dari iklan akan lari ke sana." Penonton di sini pun akan bisa menangkap CNN dengan parabola. ARM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus