Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Mengenal Upacara Sudhi Wadani yang akan Dijalani Sukmawati Soekarnoputri

Upacara Sudhi Wadani bertujuan mengesahkan status seseorang yang sebelumnya bukan penganut Agama Hindu.

24 Oktober 2021 | 14.15 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Sukmawati Soekarnoputri, bakal menjalani prosesi Sudhi Wadani atau pindah ke agama Hindu di Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sukmawati Soekarnoputri menyatakan akan pindah agama dari Islam ke Hindu. Ia akan menjalani upacara Sudhi Wadani pada Selasa, 26  Oktober 2021 di Bali.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mengutip dari laman hindu-batam.com, upacara Sudhi Wadani bertujuan mengesahkan status seseorang yang sebelumnya bukan penganut Agama Hindu.

 

Sudhi wadani berasal dari kata sudhi dan wadani dari bahasa sansekerta. Sudhi berarti penyucian, persembahan, upacara pembersihan/penyucian. Wadani berarti banyak perkataan, banyak pembicaraan atau bentuk lainnya seperti wadana yang dapat berarti muka, mulut, perilaku atau cara bicara.

 

Upacara Suddhi Wadani memiliki dasar hukum yang kuat dalam hukum Hindu yaitu berlandaskan azas Atmanastuti sebagai salah satu sumber Dharma. Dalam prosesi ini yang menjadi saksi utama adalah Sang Hyang widhi (Tuhan), yang bersangkutan sendiri, dan Pimpinan Parisadha Hindu Dharma Indonesia (PHDI) atau yang ditunjuk untuk mewakili.

 

Sebelum menjalankan upacara Sudhi Wadani, seseorang yang akan memeluk agama Hindu harus memenuhi persyaratan administrasi seperti membuat surat pernyataan bahwa keputusan menjadi umat Hindu tanpa ada paksaan dan tekanan, membuat surat permohonan kepada PHDI, melampirkan pas foto dan KTP, dan menghadirkan saksi-saksi.

 

Tata Cara Upacara Sudhi Wadani

 

Pihak PHDI akan menunjuk seorang rohaniawan untuk memimpin upacara, mempersiapkan upakara, dan tempat pelaksanaan upacara. Pemimpin upacara mengantarkan upakara ke hadapan Hyang Widhi yang dipusatkan di Padmasana.

 

Sarana upakara sama dengan yang biasa digunakan dalam upacara suci lainnya,  yaitu dedaunan (daun kelapa, daun pisang, daun sirih, enai dan lainnya), buah-buahan (buah kelapa, padi, pinang dan kacang-kacangan serta buah lainnya), bunga atau kembang, dan air. 

 

Calon yang di-sudhi wadani diharapkan sudah siap lahir batin dengan berpakaian bersih dan rapi serta menyerahkan diri sepenuhnya kepada Hyang Widhi sebagai saksi agung.

 

Saat calon yang di-sudhi wadani siap secara lahir batin berpakaian rapi serta bersih akan memasuki upacara Byakala.

 

Setelah Upacara Byakala, dilakukan persembahan upakara berupa Tataban atau ayaban sebagai ucapan rasa syukur dan dilanjutkan dengan pembacaan pernyataan dari yang melakukan Sudhi Wadani dan ditandatangani. 

 

Pemimpin upacara akan memimpin persembahyangan dengan beberapa rangkaian, yaitu menyembah tanpa sarana, menyembah dengan bunga, menyembah dengan kwangen, menyembah tanpa sarana lagi, dilanjutkan dengan memohon tirtha atau air suci dan ditutup dengan Dharma Wacana dari Parisada Hindu Dharma atau yang mewakili. 

 

 

TATA FERLIANA

Baca juga:

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus